Headlines News :
Home » , , , , » Polisi Akan Periksa, Ibu Angkat Ag Histeris dan Menangis

Polisi Akan Periksa, Ibu Angkat Ag Histeris dan Menangis

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait (kiri)
Ini Indikasi Kekerasan Terhadap Bocah 8 Tahun yang Hilang Menurut Komnas PA

DENPASAR - Kasus hilangnya bocah berusia delapan tahun, Ag, saat bermain di depan rumahnya di Jalan Sedap Malam No 26 Kesiman, Denpasar, Bali, 16 Mei lalu, kembali membuka fakta baru.

Berdasarkan hasil investigasi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), berkas adopsi Ag ternyata belum legal alias sah.

Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, kepada wartawan di Mapolresta Denpasar, Senin (25/5/2015) mengatakan, berkas adopsi yang dikantongi ibu angkat Ag, Margareith CH Megawe, hanya akta notaris atas persetujuan orangtua kandung Ag.

Sedangkan persyaratan lain seperti keputusan pengadilan dan surat rekomendasi dinas sosial tidak dimiliki oleh Margareith sebagai orangtua angkat Ag.

"Jadi adopsi itu belum legal," tegas Arist.

Setelah mendatangi rumah Margareith pada Minggu (24/5/2015) malam, Arist bersama timnya mendatangi Mapolresta Denpasar dan Mapolda Bali untuk mengetahui perkembangan pencarian yang dilakukan pihak kepolisian.

Tekad dari Komnas PA untuk segera menemukan siswa SD N 12 Sanur itu lebih pada perbaikan mental si anak yang dinilai salah didik dan tinggal di rumah tidak layak huni.

Padahal, orangtua asuhnya berkecukupan, tetapi memelihara ayam dengan puluhan kandang ayam yang kotor dan bau.

Komnas PA akan melakukan upaya hukum terkait legalitas adopsi Ag yang tidak dipenuhi oleh Margareith.

Arist menuturkan hak adopsi Margareith ditentukan setelah Ag ditemukan.

Pihaknya bersama kepolisian akan melakukan pemeriksaan untuk mencari penyebab kaburnya Ag.

Jika tidak ditemukan adanya bukti kekerasan yang dilakukan Margareith maka pihaknya akan memberikan kesempatan Margareith untuk mengasuh Ag.

"Kita akan minta buat surat pernyataan tidak melakukan kekerasan," kata Arist.

Namun, jika hasil pemeriksaan menunjukkan ada bukti kekerasan, pihaknya akan merekomendasikan untuk mencabut hak adopsi Margareith dan memproses ibu angkat tersebut.

Ditambahkan, orangtua kandung kemungkinan besar akan kembali mendapatkan hak asuh.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, Komnas PA menemukan adanya indikasi Margareith melakukan kekerasan terhadap Ag.

"Indikasi kekerasan pada fisik dan mental, tetapi lebih kepada fisik. Kekerasan fisik mengakibatkan anak ini trauma. Lihat saja dari foto yang ditunjukkan, ada penurunan berat badan. Anak itu sering dimandikan gurunya karena tubuh dan badannya kotor. Saya tidak menduga-duga, tetapi ini hasil dari keterangan para saksi yang sudah dimintai keterangannya," kata Sirait.

Komnas PA merekomendasikan kepada semua pihak terkait dengan berbagai langkah, di antaranya siapa pun yang saat ini bersama Ag agar segera menyerahkan ke polisi atau perwakilan KPA di Bali atau Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bali agar penyebabnya segera diketahui.

"Jika ada bukti kekerasan, pastilah ada langkah hukum dan kepolisian yang berwenang. Kalau adopsinya tidak bisa dibuktikan secara hukum, akan ada langkah hukumnya juga. Komnas Perlindungan Anak lebih pada perlindungan anaknya," ujar Arist.

Ia juga menyatakan Tim Reaksi Cepat Komnas PA akan bertindak untuk menyelamatkan Ag dengan mengambil alih sementara pengasuhan.

Ibu Angkat Ag Histeris dan Menangis Mendengar Pernyataan Ini

DENPASAR - Mendengar pernyataan bahwa Komnas PA akan mengambil alih sementara hak asuh Ag, Margareith langsung bereaksi.

Ia menyatakan tidak terima, bahkan mengancam akan membunuh siapa pun yang akan mengambil anak angkatnya itu.

Dia histeris dan menangis mendengar pernyataan dari tim Komnas PA yang sempat mengunjungi rumahnya pada Minggu (24/5/2015) malam.

“Saya tidak terima, saya akan membunuh siapa pun yang mengambil anak saya. Saya sayang sama dia (Angeline) dia juga sayang sama saya. Saya sedang susah begini kok masih disalahkan,” teriak Margareith di rumahnya, Senin kemarin.

Arist menanggapi dingin ancaman Margareith.

“Saya mau dibunuh? Kami ingin menolong. Kami akan bekerja sama dengan kepolisian untuk segera menemukan adik Ag,” kata Arist.

Pria brewokan ini pun menilai Margareith adalah sosok wanita yang temperamental.

Apalagi dengan ancaman akan membunuh siapa pun yang akan mengambil alih pengasuhan anak untuk pengembalian mental si anak oleh Komnas PA.

Sikap temperamental itu diduga menjadi salah satu pemicu hilangnya Ag dari rumah.

Berdasarkan hasil investigasi orang dekat, Ag kerap mengalami penyiksaan baik fisik maupun mental.

Tersebar sejumlah isu miring mengenai orangtuanya yang kurang perhatian dan tinggal di tempat kumuh, lalu membiarkan si anak dipaksa mandiri dengan membersihkan kandang ayam.

Ag dikabarkan harus mempersiapkan bekal sekolah sendiri, dan berjalan kaki ke sekolah dengan jarak tempuh lebih dari satu kilometer.

Ag adalah anak angkat dari Margareith yang diadopsi sejak berumur tiga hari.

Ia mengaku mengadopsi Ag karena orangtuanya mengalami masalah ekonomi.

Hal tersebut diakui kedua orangtua kandung Ag yakni Rosidiq (28) dan Halimah (28).

Kepada tim penyidik Polresta saat ditemui di Banyuwangi, Jawa Timur, keduanya mengaku saat persalinan tidak mempunyai uang, kemudian dibiayai sekaligus diadopsi oleh Margareith.

Selain Ag, Margareith memiliki dua anak kandung dari mantan suaminya asal Amerika Serikat yang sudah meninggal. Satu orang tinggal di Bali dan satu anaknya berada di Amerika.

Tim Komnas PA yang mendatangi Mapolresta sepakat melakukan kerjasama untuk menemukan Ag.

Kedua lembaga akan saling memberikan informasi jika menemukan keberadaan Ag yang sudah lebih dari seminggu belum ditemukan.

"Kami dengan pihak kepolisian sudah melakukan kesepakatan bersama saling memberikan informasi jika menemukan adik Ag. Kerjasama yang baik ini, dengan harapan dapat segera ditemukan. Pihak kepolisian juga sudah bekerja keras untuk mencari hilangnya anak itu," tegas Arist.

Dalam kesempatan tersebut, Arist juga menyampaikan kepada polisi terkait pernyataan spontan Margareith yang mengatakan Ag masih berada di sekitar Kota Denpasar.

"Saya pertanyakan pernyataan spontan Ibu Margareith semalam (24/5/2015) bahwa Ag masih ada di Denpasar," kata Arist.

Menurutnya, pernyataan spontan tersebut patut diselidiki oleh kepolisian.

Margareith tidak mungkin mengeluarkan pernyataan tersebut jika tidak mengetahui keberadaan Ag.

Ia mengaku telah mengajak Margareith untuk menjemput Ag, namun permintaan itu ditolak.

"Waktu saya ajak Ibu Margareith memberikan reaksi penolakan," ucap pria asal Pematang Siantar Sumatera Utara ini.

Arist meyakini Ag tidak diculik namun dilindungi oleh orang yang merasa iba atas perlakuan kasar dan hidup yang tidak layak yang dijalaninya selama ini.

Polisi Akan Periksa Ibu Angkat Bocah yang Hilang di Denpasar

DENPASAR - Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan, pihaknya akan memeriksa kesehatan ibu Ag yakni Margareith CH Megawe.

Hal itu dikatakan saat berkunjung di Polresta Denpasar, Selasa (26/5/2015).

Kata dia, rencana ini muncul setelah pihaknya bertemu dengan Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.

"Kami sejalan, kami memutuskan akan memeriksa kesehatan ibu angkatnya," jelasnya.

Pemeriksaan ini, menurut Sompie, tidak hanya terkait kesehatan secara fisik saja.

Tetapi juga mencakup kesehatan psikis ibu angkatnya tersebut

Dikatakannya, pemeriksaan ini juga berkaitan dengan keterangan sejumlah saksi mengenai dugaan kasus kekerasan terhadap Ag.

"Makanya, perlu diperiksa kesehatan seluruhnya. Ini juga bisa menjadi dasar untuk proses penyelidikan lebih lanjut," kata Sompie.

Seperti diberitakan, seorang anak bernama Ag (8) dilaporkan hilang saat bermain di depan rumahnya di Jalan Sedap Malam No 26, Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (16/5/2015) sekitar pukul 15.00 Wita.

Hingga Minggu (17/5/2015) sore, Ag belum ditemukan dan polisi belum ada ke rumah pelapor untuk melakukan penyelidikan.

Selain melapor ke polisi, sebuah halaman komunitas facebook langsung dibuat 24 jam setelah hilangnya Ag.

Halaman tersebut kemungkinan dibuat guna mendorong pihak kepolisian yang tidak segera turun tangan untuk menangani kasus hilangnya si bocah, seperti yang tertulis di halaman komunitas tersebut.

Belakangan, saksi menyebut, diduga Ag diduga menghilang karena menjadi korban kekerasan oleh orangtuanya.








sumber : tribun
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen