Rabu, 02 Mei 2012 14:29
Gubernur Bali Made Mangku Pastik |
Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali I Ketut Teneng menjelaskan, dari hasil pantauan di lapangan diketahui bahwa ceceran minyak solar mulai terlihat sejak 29 April lalu. Ceceran minyak hanya terlokalisasi pada kawasan Teluk Gilimanuk pada hamparan seluas sekitar 100 haktare.
"Sejauh ini, sebarannya tidak sampai ke kawasan kolam pelabuhan Gilimanuk," ujar Teneng.
Tim BLH yang turun ke lapangan juga tidak mencium bau yang menyengat sehingga dapat diduga kalau
volume tumpahan tidak terlalu besar. Selain itu, pada kawasan tersebut juga tidak ditemukan kematian biota.
volume tumpahan tidak terlalu besar. Selain itu, pada kawasan tersebut juga tidak ditemukan kematian biota.
"Masyarakat sekitar juga masih dapat melaksanakan kegiatan memancing dan mendapatkan ikan dari aktivitas tersebut," imbuhnya.
Untuk mengetahui tingkat pencemaran air laut akibat tumpahan atau ceceran minyak tersebut, BLH Bali telah mengambil sampel air laut untuk diuji di laboratorium dan hasilnya baru dapat diketahui dalam tiga hari.
Selain BLH Bali yang memantau dari sisi lingkungan hidup, Petugas ASDP dan Satuan Polisi Perairan Pelabuhan Gilimanuk juga sedang mengidentifikasi sumber ceceran minyak solar tersebut.
sumber : MICOM