Headlines News :
Home » » Pertambangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bali

Pertambangan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Bali

Jumat, 6 Mei 2011 04:49 wib
DENPASAR - Sektor pertambangan dan penggalian memberi andil cukup besar dalam mendorong
pertumbuhan perekonomian Bali yang mencapai 0,75 persen pada triwulan pertama 2011.

Dari data Badan Pusat Statitik Provinsi Bali menyebutkan, sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang tumbuh paling tinggi, hingga 22,29 persen.

"Pertumbuhan ekonomi sebenarnya didorong hampir seluruh sektor ekonomi," kata Kepala BPS Bali I Gede Suarsa saat jumpa pers di kantornya, Bali, Kamis (5/5/2011).

Hanya saja, sektor ekonomi yang mengalami kontraksi atau pertumbuhan adalah sektor industri pengolahan dan sektor pengangkutan dan komunikasi yang masing-masing sebesar 0,21 persen dan 2,07 persen.

Dijelaskan Suarsa, pada triwulan I tahun ini Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bali tumbuh 0,75 persen dibanding triwulan IV-2010 yang didorong tujuh sektor ekonomi. Demikian pula dibanding triwulan tahun sebelumnya, PDRB Bali tumbuh 6.01 persen yang didorong seluruh sektor ekonomi.

Sektor ekonomi yang dominan dan memiliki pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pertambahan dan penggalian, khususnya pada subsektor penggalian yang mencapai 22,29 persen. Adapun besaran nominal PDRB atas dasar harga berlaku tahun ini mencapai Rp17,47 triliun.

Suarsa menjelaskan, subsektor penggalian berkontribusi dalam mendongkrak ekonomi seiring dengan laju pembangunan infrastruktur di Bali yang membuat sektor ini tumbuh cukup tinggi. Dicontohkan saat ini di Kabupaten Karangasem tengah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur jalan Ida Bagus Mantra.

"Dengan tingginya permintaan bahan galian membuat harga-harganya turut dinaikkan. Juga adanya aturan daerah setempat yang melarang truk yang membawa tonase tinggi, membuat retribusi ikut meningkat," katanya menambahkan.

Selain itu, juga proyek finalisasi pembangunan pasar seni dan dermaga kapal di Kecamatan Manggis mengakibatkan tingginya permintaan akan bahan galian.

Di pihak lain, BPS mencatat pertumbuhan negatif yang terjadi pada sektor industri pengolahan tidak terlepas dari turunnya nilai tambah dari tiga subsektor yakni makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,39 persen. Demikian juga barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 3,53 persen serta barang galian bukan logam sebesar 3,49 persen. 
 sumber : okezone
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen