Headlines News :
Home » » Sadiss..... Polisi Dibantai Preman di Kamar Kos

Sadiss..... Polisi Dibantai Preman di Kamar Kos

Jumat, 24 Juni 2011, 06:19

MANGUPURA - Seorang polisi tewas dibunuh di kamar kosnya, Banjar Batulumbung, Desa Gulingan, Kecamatan Mengwi, Badung, Rabu (22/6) malam. Polisi yang kesehariannya berdinas di Polsek Mengwi, Briptu I Kadek Eko Susanto, 27, diduga dibantai tiga preman gara-gara masalah sepele: tersinggung akibat ditegur saat bikin keributan di rumah kos. Ketiga pelakunya pun sudah ditangkap polisi.

Polisi asal Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini tewas dengan sejumlah luka tusukan. Salah satunya, luka tusuk di badian dada sedalam 35 cm, selain luka tebasan di kepala. Korban Briptu I Kadek Eko Susanto pun langsung meregang nyawa di kamar kosnya.

Jenazah korban sempat dibawa ke RS Sanglah, Denpasar untuk kepentingan penyelidikan, sebelum akhirnya dibawa keluarganya ke rumah duka, Desa Sepang, Kamis (23/6) sore.

Sedangkan tiga orang yang diduga preman pembunuh polisi ini sudah diringkus petugas. Mereka masing-masing IB Swapatra alias Gus Capung (asal Mengwi), I Ketut Widana alias Genuh, dan I Gede Alit Subawa. Ketiganya dibekuk di tempat terpisah, Rabu malam hingga Kamis dinihari.

Informasi di lapangan, aksi pembantaian yang merenggut nyawa Bripti I Kadek Eko Susanto ini terjadi Rabu malam sekitar pukul 21.00 Wita. Sumber di kepolisian menyebutkan, peristiwa berawal ketika mlam itu korban sedang asyik mengerjakan tugas kantor di kamar nomor tiga rumah kos tersebut. Tiba-tiba, korban
mendengar ada suara cekcok dari kamar sebelah yang dihuni Ni Luh Mani, juga penghuni kos.

Begitu mendengar keributan di tempat kos yang berisi sembilan kamar itu, korban sebagai seorang polisi langsung keluar kamar untuk mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi. Namun, polisi yang bertugas di Unit Sabhara Polsek Mengwi ini tidak langsung menuju kamar sebelah di mana keributan terjadi.

Briptu Kadek Eko Susanto lebih dulu menyuruh adik sepupunya, I Kadek Nopiana, yang malam itu datang berkunjung ke rumah kosnya membantu keluar rumah membelikan pulsa untuk menelepon pemilik rumah kos (tuan rumah). Namun, saat korban keluar dari kamar, ternyata satu pelaku sudah berdiri di depan pintu kamarnya, IB Swapatra alias Gus Capung, sambil membentak pacarnya, Ni Luh Mani, dengan hardikan kata-kata kasar.

Korban yang notabene polisi ini pun langsung menegur Gus Capung agar jangan berteriak-teriak di rumah kos. “Ditegur korban, pelaku (Gus Capung) malah tersinggung. Demikian pula dua rekannya, I Ketut Widana dan Gede Alit Subawa, ikut tersinggung,” jelas sumber tadi.

Habis itu, pelaku Gus Capung memasukkan Luh Mani ke dalam kamar dan mengunci pintunya. Lalu, ketiga pelaku menyerang korban Kadek Eko Susanto secara membabi buta. “Perkelahian tidak seimbang satu lawan tiga ini berujung kematian anggota Polri. Korban ditusuk hingga mengalami luka mengaga di dada sedalam 35 cm,” katanya. Merasa terdesak, Briptu Kadek Eko Susanto yang mantan anggota SPK Polres Badung lalu berlari ke dalam kamar. Namun, tiga pelaku yang disebut sumber kepolisian selama ini dikenal sebagai preman, kembali mengejar korban dan membantainya dengan senjata tajam.

“Korban langsung tewas di kamar kosnya. Selain luka luka tusuk di dada sedalam 35 cm, korban juga mengalami luka tebas di kepala bagian kanan dan rusuk bagian kanan," lanjut sumber kepolisian---sumber lain menyebut mayat korban ditemukan terkunci di kamar mandi dalam kamar kosnya .

Mengetahui korbannya sudah tewas, tiga pelaku langsung kabur meninggalkan rumah kos. Saat kabur, Gus Capung yang meruapakan warga sekitar Taman Ayun, Mengwi, juga membawa serta pacarnya, Luh Mani, ke kawasan Kampalan. Saat kejadian, rumah kos tersebut dalam keadaan sepi.

Kematian tragis Briptu Kadek Eko Susanto yang dibantai tiga preman ini baru diketahui setelah adik sepupu korban, Kadek Nopiana alias Kadek Eno, kembali dari membeli pulsa di warung. Betapa terkejutnya Kadek Nopiana, karena begitu datang melihat banyak darah berceceran mulai pintu masuk hingga kamar kos kakaknya. Ternyata, dia menemukan kakaknya sudah tewas bersimbah darah.

"Dalam kondisi shock dan panik, adik korban (Kadek Nopiana) lalu melaporkan kejadian tersebut kepada kantor polisi," ujar sumber tersebut. Begitu mendapat laporan, jajaran Polsek Mengwi diback up Polres Badung langsung terjun ke kokasi kejadian untuk melakukan olah TKP sekaligus mengevakuasi mayat korban.

Malam itu juga, polisi melakukan pengejaran terhadap pelaku. Awalnya, pelaku Gus Capung yang ditangkap polisi di jalanan. Ketika itu, aktor pembantaian polisi ini berada di jalan untuk mencari pacarnya, Luh Mani ,yang ternyata kabur dari tempat persembunyiannya di Kampalan. Sedangkan dua pelaku lainnya, Ketut Widana dan Gede Alit Subawa, baru ditangkap polisi, Kamis dinihari, di tempat persembunyiannya sekitar Mengwi.

Ketiga pelaku sudah diamankan di Mapolres Badung di Mengwi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kapolres Badung, AKBP Dwi Suseno, mengatakan pihaknya hingga Kamis kemarin masih melakukan pengembangan untuk mencari barang bukti berupa pisau yang digunakan pelaku membunuh korban. "Kami masih cari barang bukti yang dibuang pelaku," jelas Dwi Suseno.

Selain itu, polisi juga masih melakukan pengembangan terkait motif lain di balik pembantaian anggota Polri ini. Termasuk di antaranya memintai keterangan sejumlah saksi.

Menurut keterangan warga sekitar lokasi TKP, Gus Capung selama ini dikenal sebagai orang yang sering membuat kericuh di wilayahnya. “Gus Capung juga sering main ke tempat kos di mana pembunuhan terjadi,” katanya. Semnentara itu, korban Briptu Kadek Eko Susanto diketahui sudah tinggal di tempat kosnya di Banjar Batulumbung, Desa Gulingan, Mengwi sejak tahun 2008 silam. Dia tinggal terpisah dengan istrinya, Ni Luh Sri Hendrayani, 26, dan putra balitanya, I Putu Bayu Arisna Giri, 2. Sang istri yang asal Jembrana tinggal terpisah di kampung halaman korban, Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng bersama anak semata wayangnya.

Ibu muda asal Desa/Kecamatan Melaya, Jembrana ini sangat terpukul atas kematian tragis suaminya. Sambil menggendong putri balitanya, Sri Hendrayani menangis histeris ketika jenazah suaminya tiba di rumah duka, Desa Sepaang, Busungbiu, Kamis sore. Lihat juga: Istri Korban Minta Hukuman Setimpal.

sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen