Jumat, 9 Nopember 2012, 08:39
 |
| Bupati Badung AA Gde Agung |
Dalam APBD tersebut, untuk menangani permasalahan sampah di 2013 dialokasikan anggaran sebesar Rp 27.162.649.74. Ditargetkan penanganan sampah menjadi 1.163 meter kubik per hari atau 78 persen.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Badung Putu Eka Merthawan, Kamis (8/11), mengakui adanya usulan anggaran penanganan sampah sejumlah tersebut. Dinyatakan angka tersebut masih realistis, karena banyak kegiatan yang dirancang tahun depan. Di antaranya pengadaan sarana dan prasarana, seperti pembelian kontainer 4 unit, dump truck 6 unit, wheel loader, arm roll truck, dan truk tangki masing-masing 1 unit, dan alat pencacah sampah 10 unit, serta alat komposter rumah tangga sebanyak 100 unit. “Kami ingin mewujudkan go green sebagai jati diri. Ini tahap awal dan pengenalan kepada masyarakat, jadi ini (anggaran) sudah realistis. Nanti setelah sadar tentang permasalahan sampah bisa saja anggaran ditambah. Kami menyediakan sarana dan prasarana, sedangkan penanganan masyarakat langsung,” jelas pejabat asal Sempidi, Mengwi, ini.
Dijelaskannya, anggaran tersebut juga akan dialokasikan untuk pertamanan. Khusus pengadaan sarana dan prasarana anggaran yang digunakan, dicontohkan pembelian 1 unit wheel loader butuh Rp 1,5 miliar. Dari penambahan wheel loader ini maka jumlah sarana akan bertambah menjadi 4 unit yang baru yang akan
ditempatkan atau stand by di Pantai Kuta, Legian, Seminyak, Kedonganan, dan Kelan Kuta.
ditempatkan atau stand by di Pantai Kuta, Legian, Seminyak, Kedonganan, dan Kelan Kuta.
Disinggung mengenai target penangaan sampah mencapai 78 persen menurutnya akan tercapai. Pada 2012 volume sampah yang ditangani sudah mencapai 1.087 meter kubik atau 73,7 persen. Selain itu, dukungan tambahan peralatan seperti 4 unit kontainer mampu mengangkut volume sampah 4 meter kubik. Pihaknya juga menargetkan 15 persen sampah per tahun mampu dikelola secara mandiri di Badung atau tidak lagi dikirim ke TPA Suwung, Denpasar.
“Sekarang 80 persen sampah yang kami kirim ke Suwung, dan 20 persen sudah kami kelola sendiri di Badung. Kami targetkan 15 persen per tahun diolah sendiri di Badung. Kami angkut dari masing-masing TPS diolah menjadi kompos dan benda lainnya, baru yang tidak bisa diolah kami kirim ke Suwung. Seperti yang sudah diterapkan di Seminyak Clean yang menjadi percontohan nasional,” jelas Eka Merthawan.
sumber : NusaBali
