Headlines News :
Home » , , , , , , , , , , , , » UASBN SD di Badung, Hari Pertama 8 Siswa Absen

UASBN SD di Badung, Hari Pertama 8 Siswa Absen

Hari Pertama UN, 8 Siswa Absen

Gbr Ilustrasi - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdikpora Kecamatan Kuta Selatan Wayan Nomer Widiartha, tak menampik kondisi tersebut. Bahkan, kasek sejumlah sekolah yang ada di pelosok desa seperti kawasan Pecatu dan Ungasan, terpaksa harus datang pukul 05.00 pagi untuk mengambil soal ke Mapolsek Kuta selatan. Tak hanya itu, tambahan tugas lainnya, pihak sekolah juga terlebih dahulu harus mengecek paket soal sebelum dibawa ke sekolah yang jaraknya hampir satu jam perjalanan dari mapolsek.
Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SD digelar serentak pada Senin (6/5) pagi. Tidak ada kekurangan naskah seperti pada pelaksanaan UN SMP/SMA/SMK. Hanya saja, pada hari pertama ini sebanyak 8 siswa absen, tiga diantaranya karena terserang Demam Berdarah (DB).

Data yang dirangkum dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, 8 siswa yang tidak dapat mengikuti UN, dengan keterangan 3 siswa sakit. Kemudian satu orang siswa pindah, 2 orang tanpa keterangan dan 2 orang siswa meninggal dunia. “Untuk tiga siswa yang kena demam berdarah, masing-masing dirawat di Rumah Sakit Sanglah, Rumah Sakit Surya Husada dan Rumah Sakit Wangaya,” kata Kabag Humas dan Protokol Pemkot Denpasar IB Rahoela didampingi Kadisdikpora Denpasar IGN Edy Mulya, Senin (6/5). Untuk siswa yang dirawat di rumah sakit kata dia, diupayakan untuk tetap mengikuti ujian berdasarkan rekomendasi dari dokter yang merawatnya. Untuk paket soal tidak terjadi kekurangan dan kerusakan.

“Mudah-mudahan lancarnya pelaksanan UN hari pertama ini bisa berlanjut hingga akhir pelaksananannya nanti,” harapnya. Terkait dengan adanya DB yang menyerang tiga siswa di wilayah Denpasar Selatan, pihak sekolah sudah diminta untuk koordinasi dengan Dinas Kesehatan Denpasar guna dilaksanakan penyemprotan nyamuk DB dilingkungan sekolah. “Pengawasan UN di rumah sakit tetap berlaku sesuai dengan prosedur standar serta berjalan sesuai dengan mekanisme yang ada. Kami terus melakukan monitoring,” urainya.

Kadisdikpora Denpasar IGN Edy Mulya mengatakan UN SD di Denpasar diikuti 213 Sekolah negeri dan swasta dengan jumlah peserta 13.960 siswa. Terkait distribusi paket soal dan jumlah sampul untuk seluruh sekolah di Denpasar yang tersedia cukup memadai diterima sebanyak 801 sampul. “Seluruh sekolah telah menerima jumlah yang layak dan memadai untuk masing-masing siswa,” terangnya. Dalam pelaksanaan UN hari pertama kemarin, Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, mengunjungi dua sekolah yakni SD 2 Sesetan, dan SDK Harapan Denpasar. “Siswa yang sakit demam berdarah sudah kami cek untuk dapat dilayani dengan baik dan berkenan untuk mengikuti UN (di rumah sakit),” katanya. Dalam kunjungan di dua sekolah ini, Rai Mantra meninjau kondisi sekolah seperti UKS, Toilet, dan Kantin Sekolah. Dia berharap Kepala Sekolah untuk tetap memantau kantin sekolah, agar kesehatan makanan yang dijual kepada siswa dapat tetap terjamin.

UASBN SD di Badung

Para kepala sekolah sejumlah sekolah dasar (SD) yang berada jauh di pelosok desa terpaksa harus datang lebih pagi ke mapolsek, tempat di mana soal ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) dititipkan. Hal itu dilakukan karena ada sekolah yang jarak tempuhnya ke mapolsek perlu waktu sekitar 1 jam.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Disdikpora Kecamatan Kuta Selatan Wayan Nomer Widiartha, tak menampik kondisi tersebut. Bahkan, kasek sejumlah sekolah yang ada di pelosok desa seperti kawasan Pecatu dan Ungasan, terpaksa harus datang pukul 05.00 pagi untuk mengambil soal ke Mapolsek Kuta selatan. Tak hanya itu, tambahan tugas lainnya, pihak sekolah juga terlebih dahulu harus mengecek paket soal sebelum dibawa ke sekolah yang jaraknya hampir satu jam perjalanan dari mapolsek.

“Besok kami rencana pertemuan jam 05.00 wita untuk ngecek soal bersama seluruh kepala sekolah langsung. Pengecekan kami lakukan untuk memastikan tidak ada soal yang kurang,” ujarnya melalui sambungan telepon, MInggu (5/5). Setelah dipastikan tidak ada kekurangan, bersama para pengawas, soal akan dibawa ke masing-masing sekolah. “Maksimal jam 06.00 wita itu sudah dicek semuanya. karena harus segera dibawa. Dan sekitar jam 07.30 wita, kami harapkan sudah ada di meja siswa, agar pengawas bisa memberikan arahan untuk mengisi identitas. Setelah itu jam 08.00 peserta UN baru bisa mulai mengerjakan,” papar Widiartha.

Kendati diakui wakil sejumlah sekolah terpaksa harus bangun tidur lebih awal untuk mengambil soal. Namun, pihaknya selaku penanggungjawab teknis di wilayah Kecamatan Kuta Selatan, menegaskan, jika persoalan jarak sudah dipertimbangkan matang sebelumnya. Malah, dari pihak sekolah yang jaraknya hampir satu jam itu juga tak ada yang keberatan. Toh, pertemuan itu juga berlaku bagi seluruh sekolah di Kuta Selatan. Berarti selama ini tidak ada yang mengeluhkan jauhnya tempat penitipan soal UN? Widiartha mengatakan bahwa sekolah di bawah naungannya tak ada yang mengeluh. Kebanyakan, justru siap karena ini merupakan bagian dari prosedur dan tanggung jawab. “Sejak awal pihak sekolah itu sepakat. Selama ini kepala sekolah berkomitmen menjalankan tugas. Jadi, tidak ada keluhan,” tandasnya sembari menyebut di wilayah pengawasannya ada 39 SD negeri dan 8 SD swasta yang tahun ini mengikuti UN.

Dikonfirmasi terkait masalah ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Badung I Ketut Widia Astika, menegaskan, penitipan soal UN di masing-masing polsek telah menjadi ketentuan sesuai standar operasional prosedur (SOP). Makanya, pihaknya hanya menjalankan sesuai ketentuan yang sudah ada. “Kalau tempat penitipan di mapolsek itu sudah sesuai ketentuan. Dan saya rasa tidak ada masalah bagi pihak sekolah yang jauh. Apalagi kan waktu pengambilannya pagi, jalanan masih sepi,” katanya. Walaupun begitu, lanjut Astika, ditegaskannya agar jangan sampai pengambilan soal terlambat dari petunjuk yang telah disepakati sebelumnya. Karena, soal UN harus ada di meja siswa sebelum bel tanda pelaksanaan ujian dimulai berbunyi. “Saya berharap soal tiba disekolah itu jam 07.30 Wita, agar pengawas bisa memberikan pengarahan dulu kepada siswa untuk mengisi identitasnya,” imbuhnya.

Bagaiman mengantisipasi andaikan ada soal yang kurang, Astika menjelaskan, persoalan itu telah diantisipasi sebelumnya. Untuk itu, dalam paket soal yang diterima tiap-tiap sekolah ada paket yang isinya lembar soal cadangan. Bahkan, seluruh mata pelajaran telah disiapkan dan disisipkan lembar cadangan. Menurut mantan kepala SMKN 1 Kuta Selatan, ini soal-soal cadangan itu nanti bisa digunakan untuk mengganti kekurangan soal itu. “Ada soal cadangan yang telah disediakan. Misalkan kurang, soal cadangan itu bisa dipakai,” paparnya. Soal cadangan hanya boleh dibuka ketika ditemukan kekurangan soal saja. Mengenai persiapan ujian tingkat SD ini jauh lebih matang ketimbang pelaksanaan di tingkat SMA maupun SMP dan sederajat. Untuk di Badung, murid SD yang mengikuti ujian tahun ini sebanyak 9.956 siswa. Untuk di Badung lembar soal dikirim langsung dari provinsi, Sabtu (4/5). Pihak Disdikpora Badung mengaku seluruh soal yang didrop terhitung cukup tak ada kekurangan. 


sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen