Ilustrasi: Keramaian pengunjung di Pantai Semawang saat Banyupinaruh. Ada yang melukat, nunas tirta dan mandi di pantai ini sejak pagi hingga sore. |
DENPASAR - Putu Agus Dharma dilarikan ke RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Minggu (3/5/2015) pagi.
Lelaki asal Jalan Kenyeri 12A Denpasar ini dalam kondisi tak sadarkan diri, setelah sebelumnya sempat terseret arus ombak saat melaksanakan prosesi penyucian diri (Banyupinaruh) di Pantai Padang Galak, Sanur.
"Korban dilarikan ke RSUP Sanglah menggunakan mobil milik Polsek Denpasar Timur," ujar Pengawas Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Sanur, Wayan Sudiana.
Ia ceritakan, pagi kemarin, tepatnya pukul 06.00 Wita, Agus sedang melaksanakan Banyupinaruh bersama ratusan orang di Pantai Padang Galak.
Tanpa dia sadari, gelombang yang cukup besar datang menghantamnya.
"Korban saat itu sedang mandi dikawasan Pantai Padang Galak tidak mengetahui gelombang yang datang menghantamnya cukup besar, sehingga terseret arus kurang lebih sejauh 10 meter," ujar Sudiana.
Beruntung, saat terseret itu, ia sempat melambaikan tangan ke arah pengunjung lainnya.
Ia pun mendapat pertolongan seorang pengunjung yang dibantu petugas Balawisata Sanur. Saat itu pula, Agus dilarikan ke RSUP Sanglah.
"Kondisi korban saat dilarikan itu tidak sadarkan diri," ujarnya.
Sementara itu, sejak pukul 04.00 Wita, Pantai Bali Beach, Sanur juga ramai dikunjungi umat Hindu Bali.
Mereka melaksanakan Banyupinaruh, sehari setelah perayaan Saraswati.
Umat Hindu Bali tampak sembahyang di pantai, dan membasuh muka, rambut, dan sesekali merendam tubuhnya.
Pura Campuhan Windu Segara yang bertempat di Pantai Padang Galak, Sanur, juga ramai dipadati pemedek.
Ratusan pemedek dari seluruh Bali membawa kelapa gading yang akan digunakan sebagai sarana penglukatan.
Usai sembahyang, barulah mereka mulai melaksanakan penglukatan di tiga titik. Terlihat sejumlah pemangku berdiri untuk memercikan air tirta penglukatan.
Menurut Jero Mangku Gede Sudiarta, penglukatan menggunakan kelapa gading merupakan lambang Siwa.
"Kalau manut lontar Taruh Pramana, sebelum kelapa itu meruat, apapun kekotoran itu tidak bisa lepas karena itu merupakan lambang dari Siwa" jelasnya.
sumber : tribun