Headlines News :
Home » » Pengawasan Obat dan Makanan Menemukan Bahan Pewarna Berbahaya

Pengawasan Obat dan Makanan Menemukan Bahan Pewarna Berbahaya

Rabu, 25 Mei 2011, 06:59


DENPASAR - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar, kembali melakukan uji sampling terhadap jajanan di Sekolah Dasar (SD) dan beberapa pasar tradisional. Dari uji lab ini, ditemukan bahan pewarna berbahaya yang disebut Rhodamin B di beberapa jajanan SD di Denpasar dan Gianyar. Jika bahan itu dimakan, dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti iritasi hingga kanker hati.

Uji Lab BPOM yang dirilis untuk awal tahun 2011 ini, mengambil sampling terhadap jajanan yang berada di 33 SD yakni, 14 SD di Denpasar dan 19 SD di Gianyar. Untuk sample yang digunakan terdapat 350 sample
produk jajanan sekolah. Hasilnya, ditemukan 7,7 persen makanan khusus pada jajanan anak sekolah dan jajan khas Bali mengandung zat berbahaya. “Semuanya terbanyak mengandung Rhodamin B,” kata Kepala BBPOM Denpasar Corry Panjaitan, didampingi Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan, IGA Aryapatni, pada Selasa (24/5).

Rhodamin B sangat berbahaya jika terhirup atau mengenai kulit, mata atau tertelan, dampak terhadap kesehatan adalah dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, iritasi pada kulit dan pada mata. Apabila bahan makanan tersebut tertelan, maka dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan air seni akan berwarna merah muda. Bahaya yang lebih akut akan terasa jika dalam waktu jangka panjang 10 sampai 15 tahun, bahan tersebut dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati. Jumlah 7,7 persen itu, meningkat jika dibanding dengan temuan tahun 2010 lalu yang hanya 6,5 persen. Untuk temuan pada tahun 2007 dilakukan di 14 SD di Denpasar dengan 168 sample produk, ditemukan 35,7 persennya mengandung zat berbahaya. Menyusul tahun 2008 dengan jumlah sample yang sama 25,6 persen, kemudian pada tahun 2009 sebanyak 8,9 persen.

Selain Rhodamin, juga ditemukan zat berbahaya lain seperti Formalin yang sering dipergunakan untuk pengawetan makanan, serta zat Boraks yang dipakai untuk mengenyalkan makanan. Biasanya, Rhodamin Tipe B ini dipakai untuk pewarna makanan. Ketiga zat ini, kata dia sering dijumpai pada makanan jenis tahu, bakso, sirup, kembang gula, krupuk, berbagai bumbu masak jadi, jajan khas Bali seperti kue kukus, behina dan matahari. “Ciri-ciri fisiknya kalau kita lihat warnanya sangat mecolok sekali terutama warna merah, itu patut dicurigai kemungkinan ada kandungan Rodamin,” urainya.

Terkait temuan zat pewarna Rhodamin B, ini diperkirakan para penjual jajanan tersebut mendapatkannya dari pedagang keliling. “Itulah yang membuat kita kesulitan untuk menelusurinya, karena yang dagang biasanya menawarkan dari rumah ke rumah, jadi modelnya pedagang freelance,” ungkapnya.

Pihaknya menyarankan untuk membeli pewarna di toko-toko yang sudah jelas peruntukannya. “Sebenarnya harganya tidak terlalu jauh beda, hanya saja kadang masyarakat belum mengerti peruntukan dan bahayanya,” katanya. Untuk mengindetifikasi apakah pewarna itu mengandung Rhodamin B, bisa dengan cara dipanaskan, jika warnanya tidak berubah maka pewarna itu mengandung Rhodamin B. “Jika dipanaskan warna sedikit berubah, itu justru yang tidak berbahaya,” pungkasnya.

sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen