Senin 23 Mei 2011 , 05:29
DENPASAR - Jelang pengoperasian Trans Sarbagita (Denpasar, Badung,Gianyar, Tabanan), Dinas
Perhubungan Kota Denpasar, belum menerima konfirmasi dari Pemprov Bali kapan dioperasikannya angkutan modern itu. Padahal sesuai rencana awal Juni, sebanyak 15 armada bakal dioperasikan. Untuk itu, Denpasar pun hingga kini masih menunggu-nunggu kepastian tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Denpasar I Gede Astika, mengaku hingga kini belum mendapat kabar dari Provinsi mengenai kepastiannya. “Saya masih belum menerima konfirmasi dari tingkat I kapan akan diserahkan kepada kita,” katanya dikonfirmasi via ponselnya pada Minggu (22/5).
Demikian juga mengenai teknis detailnya seperti sopir dari Trans Sarbagita tersebut diambil darimana, kata dia, itu merupakan wewenang provinsi. “Termasuk kapan pastinya dioperasikan, sampai saat ini kita masih menunggu,” imbuhnya. Hanya saja, dari rencana awal, bus itu akan dioperasionalkan pada awal Juni dan penyerahannya dari provinsi ke Denpasar pada akhir Juni. “Tapi untuk lebih pastinya saya kurang tahu, itu wewenang tingkat I,” ujarnya lagi.
Denpasar, kata dia, hanya menyediakan angkutan pengumpan dari pelosok menuju halte-halte bus Trans Sarbagita yang sudah tersedia. “Organda sudah menyiapkan 60 angkot yang sewaktu-waktu jika dibutuhkan sudah siap,” jelasnya. Pun demikian, trayek angkot itu juga sudah dibeli, sehingga sopir tidak perlu mengejar setoran dan harus tepat waktu menjemput penumpang di pelosok desa. “Meski tidak ada penumpang, angkot harus tetap jalan, sesuai waktu yang ditentukan nanti, sehingga penumpang tidak menunggu lama,” jelasanya. Lalu berapa trayek itu dibeli? “Masih kami kaji semunya,” ucapnya. Namun pihaknya sudah mengajukan anggaran secara keseluruhan untuk mendukung pengoperasian Trans Sarbagita sebesar Rp 7 miliar. Hanya saja anggaran itu belum disetujui dan saat ini masih dalam penggodokan. “Makanya kemarin kami audensi dengan dewan, salah satunya untuk membicarakan hal ini,” ungkapnya. Seperti diberitakan sebelumnya, operasional Trans Sarbagita direncanakan awal Juni 2011. Sebagai tahap awal, koridor 2a dan 2b yang bakal dioperasikan terlebih dahulu. Koridor 2a meliputi Batubulan, Sanur, Dewa Ruci, Sentral Parkir-PP. Sedangkan 2b meliputi Sentral Parkir, Dewa Ruci, Jimbaran, Nusa Dua-PP. Tahap awal sebanyak 15 unit bus yang bakal beroperasi dan rencananya akan didukung angkutan pengumpan atau angkot sebanyak 60 unit armada dari Organda. Angkot itu, nantinya juga dimodifikasi seperti dilengkapi dengan AC, kemudian dicat ulang dengan warna yang sama. Di tempat terpisah, DPRD Denpasar pasca presentasi dari Dinas perhubungan bersama Organda Denpasar Kamis (19/5) lalu, masih meragukan mengenai pengoperasiannya tepat waktu. Bahkan mereka meminta agar Dishub untuk presentasi ulang di DPRD Denpasar.
Anggota Komisi B DPRD Kota Denpasar, I Ketut Resmi Yasa mengatakan presetasi ini sangat penting. “Wajib hukumnya Dishub didampingi oleh UPT Trans Sarbagita yang baru dibentuk, termasuk dengan Dishub Provinsi. Sehingga lebih jelas persoalnnya,” kata Ketua Fraksi Indonesia Raya, Minggu (22/5).
Menurut dia, masih banyak hal yang patut diluruskan sehingga lebih jelas. Seperti tentang grand design, kondisi UPT Trans Sarbagita, perkembangan wacana adanya BLUD, MoU antara Kementerian-Pemprov-Pemkot, kebutuhan dana APBD, untuk penjabaran penggunaan dana tersebut. Terpenting regulasi yang akan diberlakukan oleh regulator harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
DENPASAR - Jelang pengoperasian Trans Sarbagita (Denpasar, Badung,Gianyar, Tabanan), Dinas
Perhubungan Kota Denpasar, belum menerima konfirmasi dari Pemprov Bali kapan dioperasikannya angkutan modern itu. Padahal sesuai rencana awal Juni, sebanyak 15 armada bakal dioperasikan. Untuk itu, Denpasar pun hingga kini masih menunggu-nunggu kepastian tersebut. Kepala Dinas Perhubungan Denpasar I Gede Astika, mengaku hingga kini belum mendapat kabar dari Provinsi mengenai kepastiannya. “Saya masih belum menerima konfirmasi dari tingkat I kapan akan diserahkan kepada kita,” katanya dikonfirmasi via ponselnya pada Minggu (22/5).
Demikian juga mengenai teknis detailnya seperti sopir dari Trans Sarbagita tersebut diambil darimana, kata dia, itu merupakan wewenang provinsi. “Termasuk kapan pastinya dioperasikan, sampai saat ini kita masih menunggu,” imbuhnya. Hanya saja, dari rencana awal, bus itu akan dioperasionalkan pada awal Juni dan penyerahannya dari provinsi ke Denpasar pada akhir Juni. “Tapi untuk lebih pastinya saya kurang tahu, itu wewenang tingkat I,” ujarnya lagi.
Denpasar, kata dia, hanya menyediakan angkutan pengumpan dari pelosok menuju halte-halte bus Trans Sarbagita yang sudah tersedia. “Organda sudah menyiapkan 60 angkot yang sewaktu-waktu jika dibutuhkan sudah siap,” jelasnya. Pun demikian, trayek angkot itu juga sudah dibeli, sehingga sopir tidak perlu mengejar setoran dan harus tepat waktu menjemput penumpang di pelosok desa. “Meski tidak ada penumpang, angkot harus tetap jalan, sesuai waktu yang ditentukan nanti, sehingga penumpang tidak menunggu lama,” jelasanya. Lalu berapa trayek itu dibeli? “Masih kami kaji semunya,” ucapnya. Namun pihaknya sudah mengajukan anggaran secara keseluruhan untuk mendukung pengoperasian Trans Sarbagita sebesar Rp 7 miliar. Hanya saja anggaran itu belum disetujui dan saat ini masih dalam penggodokan. “Makanya kemarin kami audensi dengan dewan, salah satunya untuk membicarakan hal ini,” ungkapnya. Seperti diberitakan sebelumnya, operasional Trans Sarbagita direncanakan awal Juni 2011. Sebagai tahap awal, koridor 2a dan 2b yang bakal dioperasikan terlebih dahulu. Koridor 2a meliputi Batubulan, Sanur, Dewa Ruci, Sentral Parkir-PP. Sedangkan 2b meliputi Sentral Parkir, Dewa Ruci, Jimbaran, Nusa Dua-PP. Tahap awal sebanyak 15 unit bus yang bakal beroperasi dan rencananya akan didukung angkutan pengumpan atau angkot sebanyak 60 unit armada dari Organda. Angkot itu, nantinya juga dimodifikasi seperti dilengkapi dengan AC, kemudian dicat ulang dengan warna yang sama. Di tempat terpisah, DPRD Denpasar pasca presentasi dari Dinas perhubungan bersama Organda Denpasar Kamis (19/5) lalu, masih meragukan mengenai pengoperasiannya tepat waktu. Bahkan mereka meminta agar Dishub untuk presentasi ulang di DPRD Denpasar.
Anggota Komisi B DPRD Kota Denpasar, I Ketut Resmi Yasa mengatakan presetasi ini sangat penting. “Wajib hukumnya Dishub didampingi oleh UPT Trans Sarbagita yang baru dibentuk, termasuk dengan Dishub Provinsi. Sehingga lebih jelas persoalnnya,” kata Ketua Fraksi Indonesia Raya, Minggu (22/5).
Menurut dia, masih banyak hal yang patut diluruskan sehingga lebih jelas. Seperti tentang grand design, kondisi UPT Trans Sarbagita, perkembangan wacana adanya BLUD, MoU antara Kementerian-Pemprov-Pemkot, kebutuhan dana APBD, untuk penjabaran penggunaan dana tersebut. Terpenting regulasi yang akan diberlakukan oleh regulator harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
sumber : NusaBali
