Headlines News :
Home » » Korban Penculikan Bantah Rekayasa

Korban Penculikan Bantah Rekayasa

Monday, January 21 2013 09:59
Ilustrasi Anak Diculik - "Saat itu anak saya disekap dan ditodong dengan pisau lipat, bukan pistol seperti yang disampaikan penyidik kepada saya. Mungkin penyidik salah dengar keterangan anak saya," katanya.
Denpasar - Keluarga Ref, korban penculikan yang juga santri pondok pesantren di Kabupaten Tabanan, Bali, membantah melakukan rekayasa atas laporan kasus yang menimpa pihaknya.

"Saya keberatan dituduh merekayasa kasus penculikan yang menimpa anak saya. Bahkan anak saya sudah bersumpah bahwa dia memang menjadi korban penculikan. Tidak ada unsur rekayasa," kata ayah Ref, Djoko Moeljono, di Denpasar, Minggu.

Saat mendatangi kantor LKBN ANTARA Biro Bali itu, ia menyayangkan sikap pihak Kepolisian Resor Tabanan yang menuduh bocah pria berusia 14 tahun itu merekayasa kasus tersebut.

"Polisi seharusnya melindungi dan mengusut kasusnya, bukan malah menuding anak saya merekayasa laporan," katanya.

Atas tudingan rekayasa itu, pihaknya merasa dirugikan dan menganggap polisi telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan yang mengarah pada pencemaran nama baik.

Dalam kesempatan itu, Djoko mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada saat korban pergi dari rumah naik bus mini warna hijau dari Jalan Cokroaminoto, Denpasar, menuju pondok pesantrennya di
kawasan Kediri, Kabupaten Tabanan, Sabtu (12/1) pagi.

Saat turun di depan sebuah swalayan di Kediri, korban membeli makanan kecil dari penjual roti keliling.

"Anak saya membeli kue bukan di swalayan itu, tapi di depannya," kata Djoko membantah hasil penyelidikan polisi bahwa korban sama sekali tidak terekam CCTV yang terpasang di dalam swalayan itu.

Saat berjalan kaki menuju pondok pesantrennya, korban dipanggil seorang dari tiga pelaku penculikan yang meminta bantuan untuk mengangkat kerdus ke dalam mobil Suzuki APV warna perak.

"Saat itu anak saya disekap dan ditodong dengan pisau lipat, bukan pistol seperti yang disampaikan penyidik kepada saya. Mungkin penyidik salah dengar keterangan anak saya," katanya.

Oleh kawanan penculik, lanjut Djoko, korban dimasukkan ke salah satu rumah kosong di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Namun siswa kelas III MTs itu berhasil kabur melalui jendela kamar mandi.

Selanjutnya korban naik bus menuju Malang, Jatim. Sesampainya di Malang, korban menghubungi ayahnya. "Lalu kami berkoordinasi dengan aparat kepolisian di Malang," kata Djoko yang bekerja pada sebuah harian di Bali itu.

Namun dalam penyelidikan, pihak Polres Tabanan tidak menemukan cukup bukti yang mengarah pada adanya tindak pidana penculikan. Polisi pun menghentikan penyelidikan kasus itu.

Sementara itu, Kepala Polres Tabanan AKBP Dekananto Eko Purwono menampik tuduhan pernyataan rekayasa dalam menindaklanjuti laporan tersebut. "Saya tidak pernah menyatakan adanya rekayasa dalam laporan kasus penculikan itu," katanya. 


Dre@ming Post______
sumber : Antara Bali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen