Headlines News :
Home » , , » Infrastruktur Harus Dibenahi Untuk Hadapi MEA 2015

Infrastruktur Harus Dibenahi Untuk Hadapi MEA 2015

“MEA sudah di depan mata, namun masih banyak yang belum paham dengan baik apa itu MEA. Bahkan lebih parah lagi orang Bali mengatakan situasi ini istilahnya kememegan (panik). Untuk itu perlu masukan dari akademisi, praktisi, serta unsur-unsur terkait apa yang kira-kira bisa kita lakukan dan usulkan kepada menteri yang baru untuk diprogramkan dalam 100 hari pertama pemerintahan yang baru,” jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Parekraf Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof Dr I Gde Pitana
DENPASAR - Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 sudah di depan mata, kerja sama antarnegara ASEAN dalam pertukaran tenaga ahli, pendidikan pariwisata, pengembangan sumber daya manusia akan terjadi. Masyarakat Indonesia dan Bali, khususnya para pelaku pariwisata semestinya sudah mempersiapkan diri.

“MEA sudah di depan mata, namun masih banyak yang belum paham dengan baik apa itu MEA. Bahkan lebih parah lagi orang Bali mengatakan situasi ini istilahnya kememegan (panik). Untuk itu perlu masukan dari akademisi, praktisi, serta unsur-unsur terkait apa yang kira-kira bisa kita lakukan dan usulkan kepada menteri yang baru untuk diprogramkan dalam 100 hari pertama pemerintahan yang baru,” jelas Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Parekraf Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prof Dr I Gde Pitana saat membuka Lokakarya Kesiapan Pariwisata Indonesia Menghadapi MEA 2015, Jumat (15/8), di aula kantor Bali Tourism Board, Denpasar. Lokakarya atas kerja sama Puslitbang Kebijakan Kepariwisataan, Kemenparekraf dengan Program Studi Magister kajian Pariwisata Unud ini menghadirkan 3 pembicara, Ketua PHRI Bali Dr Ir Cokorda Oka Artha Ardhana Sukawati MSi dengan materi Kendala dan Langkah-langkah Persiapan Industri Perhotelan menghadapi MEA, Ketua HPI Bali Sang Putu Subaya dengan materi Kesiapan Pramuwisata Indonesia Memasuki Era MEA, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi Drs I Ketut Putra Suarthana MM dengan materi Persiapan Industri Pariwisata Indonesai menghadapi MEA. Bertindak selaku moderator Dr AAP Suryawan Wiranatha MSc. Hadir Ketua Program Studi Magister kajian Pariwisata Unud Prof I Nyoman Darma Putra serta undangan terkait.

Ketika bersaing dengan negara-negara di ASEAN, kata Pitana, Indonesia memiliki kelemahan dan kelebihan. “Kelemahan yang paling menonjol pada infrastruktur penunjang pariwisata, kedua aksesbilitas, ketiga kita lemah dalam hal kesehatan dan sanitasi,” paparnya.

Jika memang benar sektor pariwisata dijadikan sektor unggulan di Bali, semestinya infrastruktur diperkuat. “Percepat lapangan udara di Buleleng, pelabuhan cruise di Tanah Ampo, dan perkuat jalan lingkar di Bali sehingga pariwisata di Bali didukung dari segi infrastruktur,” ujarnya.

Pertimbangan untuk mempercepat lapangan udara di Buleleng dikarenakan Bandara Ngurah Rai terlalu penuh. Selain itu, Pitana juga mengaku ngeri menyaksikan kemacetan di Bali. Jalan Tol dirasa sudah mampu memecah kemacetan, namun sifatnya hanya sementara. “Marine tourism juga lemah, banyak kapal pesiar yang ingin berlabuh di Bali namun terkendala dermaga. Di Pelabuhan Benoa memang bisa namun jalur masuknya terlalu kecil, saat memutar juga dikatakan berbahaya. Kita punya di Tanah Ampo namun dermaganya terlalu pendek sehingga kapal tidak bisa menyandar,” ungkapnya. Kemacetan yang sering terjadi di Bali, khususnya di Denpasar dan Badung, menurut Pitana bukan karena kecil atau besarnya ruas jalan. Namun pemanfaatan jalan raya yang sebagian dipakai parkir kendaraan yang menjadi permasalahn besar.

Meski dalam berbagai keterbatasan, Indonesia memiliki kelebihan-kelebihan dari negara ASEAN lain seperti sumber daya alam, value for money, SDM yang berkualitas. “Pemandangan alam seindah Raja Ampat dan Wakatobi tidak dimiliki negara lain. Value for money kita luar biasa, kita tidak mengatakan murah karena kita tidak mau dikatakan murahan, namun dengan kualitas yang sama wisatawan bisa mendapat harga lebih bagus di Indonesia. Katakanlah cari hotel di Singapura atau Malaysia dengan harga 200 dolar. Kalau di sini dengan harga segitu sudah dapat hotel yang bagus sekali,” jelasnya.



sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen