 |
| Jokowi menghadiri acara Reuni, Silahturahmi dan konsulidasi pertemuan nasional aktivis 98 di B Hotel Bali Jalan Imam Bonjol, Denpasar, Sabtu (27/9/2014) |
DENPASAR - Program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ternyata masih menemui batu sandungan di Bali.
Beberapa masalah seperti luasan lahan dan benturan antara regulasi pusat dan peraturan daerah (perda) harus segera dicarikan solusi untuk merealisasikan program ini di pulau dewata.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) Bali, Pande Agus Widura, Minggu (12/7/2015).
Ia mengatakan bahwa dari program sejuta rumah, DPD REI pusat menargetkan kepada REI Bali sebanyak 1.000 unit rumah.
“Hanya saja kami dan developer di Bali masih terkendala dengan harga lahan yang sangat tinggi. Belum lagi berbenturan dengan regulasi perda yang ada,” katanya.
Terkait harga lahan yang cukup tinggi, khususnya di wilayah Denpasar dan Badung untuk harga lahan per 100 m2 telah mencapai dikisaran Rp 400 juta hingga Rp 2,5 miliar serta Gianyar yang mencapai Rp 200 juta hingga Rp 800 juta per are.
Sementara untuk program sejuta rumah ini, kata dia, kisaran harga lahan adalah berkisar antara Rp 30 juta - Rp 40 juta.
“Ini kendala kami, harga lahan di Bali sangat tinggi, tidak sebanding dengan harga program sejuta rumah yang per unitnya adalah Rp 126 juta agar terbebas dari PPN,” katanya.
propinsibali.com_____
sumber : tribun
