GIANYAR - Tim SAR dari Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) menemukan bangkai ikan lumba-lumba di kawasan Pantai Lebih, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (27/5).
"Aneh, di perairan ini tidak ada lumba-lumba, namun tim SAR malah menemukan bangkainya," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Gianyar, Pande Suparta, di Gianyar, Jumat (27/5).
Ia menyebutkan, seperti biasa tim Balawista melakukan patroli laut untuk mencegah dan memberi petolongan pada musibah yang muncul di perairan yang banyak dikunjungi turis untuk aneka kegiatan rekreasi itu.
"Kemarin, tim patroli itu juga menemukan orok yang sudah tak bernyawa di perairan tersebut, yang kasusnya kini sudah dilimpahkan kepada pihak kepolisian setempat," kata Pande Suparta.
Dari hasil pemeriksaan secara fisik, lumba-lumba tersebut diduga kuat telah mati sejak beberapa hari lalu di habitatnya, kemudian tergiring ombak ke Pantai
Lebih.
Setelah dilakukan pembelekan, dari dalam perut binatang dilindungi di wilayah Bali itu, ditemukan cairan dalam jumlah yang cukup banyak.
"Dalam perut lumba-lumba kami temukan banyakan air. Ini kemungkinan binatang tersebut sudah terlalu lama terapung di permukaan air laut saat dalam keadaan sekarat," ujarnya menjelaskan.
Selain banyak air, lanjut dia, daging ikan tersebut juga sangat kenyal ketika dicoba untuk ditekan-tekan, bahkan di beberapa bagian sudah mulai membusuk. Melihat itu, Pande Suparta menduga kuat ikan sudah cukup lama mati.
Terkait penemuan itu, penduduk di kawasan Pantai Lebih sempat berbondong-bondong untuk melihat keberadaan ikan mati tersebut.
Pande Suparta belum dapat menjelaskan penyebab matinya ikan tersebut sehubungan masih harus dilakukan penelitian dengan melibatkan pihak Dinas Perikanan Pemkab Gianyar.
"Penyebab kematian ikan memang perlu dapat diketahui, apakah laut sudah tercemar limbah beracun atau karena yang lainnya," kata dia menambahkan.
"Aneh, di perairan ini tidak ada lumba-lumba, namun tim SAR malah menemukan bangkainya," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Alam Kabupaten Gianyar, Pande Suparta, di Gianyar, Jumat (27/5).
Ia menyebutkan, seperti biasa tim Balawista melakukan patroli laut untuk mencegah dan memberi petolongan pada musibah yang muncul di perairan yang banyak dikunjungi turis untuk aneka kegiatan rekreasi itu.
"Kemarin, tim patroli itu juga menemukan orok yang sudah tak bernyawa di perairan tersebut, yang kasusnya kini sudah dilimpahkan kepada pihak kepolisian setempat," kata Pande Suparta.
Dari hasil pemeriksaan secara fisik, lumba-lumba tersebut diduga kuat telah mati sejak beberapa hari lalu di habitatnya, kemudian tergiring ombak ke Pantai
Lebih.
Setelah dilakukan pembelekan, dari dalam perut binatang dilindungi di wilayah Bali itu, ditemukan cairan dalam jumlah yang cukup banyak.
"Dalam perut lumba-lumba kami temukan banyakan air. Ini kemungkinan binatang tersebut sudah terlalu lama terapung di permukaan air laut saat dalam keadaan sekarat," ujarnya menjelaskan.
Selain banyak air, lanjut dia, daging ikan tersebut juga sangat kenyal ketika dicoba untuk ditekan-tekan, bahkan di beberapa bagian sudah mulai membusuk. Melihat itu, Pande Suparta menduga kuat ikan sudah cukup lama mati.
Terkait penemuan itu, penduduk di kawasan Pantai Lebih sempat berbondong-bondong untuk melihat keberadaan ikan mati tersebut.
Pande Suparta belum dapat menjelaskan penyebab matinya ikan tersebut sehubungan masih harus dilakukan penelitian dengan melibatkan pihak Dinas Perikanan Pemkab Gianyar.
"Penyebab kematian ikan memang perlu dapat diketahui, apakah laut sudah tercemar limbah beracun atau karena yang lainnya," kata dia menambahkan.
Dre@ming Post______
sumber : MICOM