Headlines News :
Home » , , , » Jimat Penglaris di Tempat Esek-esek, ‘Sekali Kena Bisa Buduh’

Jimat Penglaris di Tempat Esek-esek, ‘Sekali Kena Bisa Buduh’

Penertiban tempat prostitusi oleh tim gabungan yang dikordinir oleh Satpol PP Kota Denpasar di Jalan By Pass Ngurah Rai Kesiman, Kertalangu, Denpasar, Jumat (25/11/2016)
Bau Amis Tempat Prostitusi di By Pass Ngurah Rai, '7 Warga Kami Meninggal Kena HIV/AIDS'

DENPASAR - Bau amis langsung menyengat hidung saat sejumlah petugas gabungan mengeluarkan kasur-kasur dari dalam kamar yang dijadikan tempat praktek prostitusi di bawah jembatan Jalan By Pass Ngurah Rai, tepatnya di dekat Restauran Hongkong Garden, Denpasar, Bali, Jumat (25/11/2016) pagi.

Tempat prostitusi terselubung ini sempat disegel sejak 2014, namun tetap beroperasi.

Tujuh warga Dusun Kertapura, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, dikabarkan meninggal dunia terjangkit HIV/AIDS sebagai dampak kehadiran lokalisasi ini.

Hal ini membuat banyak pengaduan warga yang masuk ke ponsel pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar.

Laporan bahkan sudah mengalir sejak Mei 2016.

Sesuai hasil rapat bersama dengan sejumlah dinas terkait, Kamis (24/11/2016), tim gabungan yang dikoordinir Satpol PP Kota Denpasar membongkar paksa bangunan semipermanen yang dijadikan tempat indehoi tersebut Jumat (25/11/2016) pagi.

"Tujuh warga kami meninggal kena HIV/AIDS di sini. Memang tidak bisa saya buktikan. Tapi siapa yang pernah saya lihat sering ke sini, dia meninggal. Ciri-cirinya sama, badannya kurus, terus muncul bintik-bintik hitam di badannya. Empat orang dari mereka juga kenal akrab dengan saya," ungkap Kepala Dusun Kertapura, Nengah Muliasa, saat ditemui di lokasi pembongkaran.

Muliasa bercerita, dulunya ada satu perempuan yang diduga mengidap HIV/AIDS bekerja di tempat prostitusi tersebut.

Setelah beberapa warganya meninggal akibat sering kencan dengan perempuan ini, akhirnya si penjaja seks itu diminta untuk tidak bekerja di sana lagi.

"Dia sudah dipindahkan," katanya.

Muliasa prihatin atas nasib warganya yang sampai meninggal.

Ia tak ingin ada warga lain yang menjadi korban lagi atas adanya tempat-tempat prostitusi.

"Karena itu saya sangat mendukung tindakan yang dilakukan tim gabungan. Biar korbannya tidak semakin banyak," kata laki-laki paruh baya ini.

Berdasarkan keterangan Muliasa, lokalisasi ini sempat hendak dikerjasamakan dengan pihak pecalang di Banjar Kertapura.

Namun, ia menolak tawaran itu.

"Kalau saya terima berarti saya mendukung usaha ini toh," tandas Muliasa mengenai alasan penolakannya.

PSK Mengeluh

Kepala Satpol PP Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana menjelaskan, sebetulnya apabila sudah ada penyegelan, seharusnya tidak ada aktivitas apapun di kawasan itu.

Secara umum, dia menyebutkan ada tiga hal yang dilanggar atas beroperasinya tempat prostitusi ini.

"Satu, ini pelanggaran karena membangun di kawasan nol persen. Dua, dia tidak punya IMB, dan ketiga di tempat ini dijadikan tempat prostitusi. Dari laporan warga ke desa, desa sudah melaporkan ke saya. Setelah saya cek ternyata benar masih beroperasi. Kita sudah lakukan sesuai prosedur, dan kita putuskan bongkar sekarang," kata Alit Wiradana.

Buldoser yang digunakan begitu cepat memberangus bangunan-bangunan semi permanen itu.

Sekali hantam, lima kamar langsung ambruk beserta seng, dan material bangunan lainnya.

Sejumlah PSK yang berkeliaran menyaksikan pembongkaran itu tampak pasrah.

Sebelum dibongkar, mereka sempat bersembunyi di tempat kos sekitar lokasi.

Tim gabungan membongkar dua blok bangunan yang berisi 17 kamar kencan itu.

Sebetulnya ada lima kamar lagi di blok barat, namun lantaran pemilik lokalisasi syok berat, Satpol PP memberikan tenggang waktu satu minggu untuk dibongkar sendiri.

Seorang PSK yang sempat ditanya mengaku, sebelum dilakukan pembongkaran tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu ke mereka. Padahal, Satpol PP Denpasar sudah menyurati kepala desa, dan kepala dusun untuk diberitahukan ke pihak pengelola lokalisasi tersebut.

"Harusnya diberitahu dulu. Belum ada surat sudah main bongkar. Kita hanya kerja di sini saja," keluh seorang PSK yang mengaku berasal dari Jakarta itu.

Dalam pembongkaran ini, hadir pula petugas TNI, Polri, Kepala Desa Kesiman Kertalangu, Camat Denpasar Timur, perwakilan Dinas Tata Ruang dan Perumahan, perwakilan Kejaksaan Negeri Denpasar, pihak pecalang, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Mereka ikut membantu dan menyaksikan pembongkaran tersebut.

Tempat Prostitusi di Bawah Jembatan By Pass Ngurah Rai Dibongkar, PSK Mengeluh

DENPASAR - Tempat praktek prostitusi di bawah jembatan Jalan By Pass Ngurah Rai, tepatnya di dekat Restauran Hongkong Garden, Denpasar, Bali, dibongkar, Jumat (25/11/2016) pagi.

Kepala Satpol PP Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana menjelaskan, sebetulnya apabila sudah ada penyegelan, seharusnya tidak ada aktivitas apapun di kawasan itu.

Secara umum, dia menyebutkan ada tiga hal yang dilanggar atas beroperasinya tempat prostitusi ini.

"Satu, ini pelanggaran karena membangun di kawasan nol persen. Dua, dia tidak punya IMB, dan ketiga di tempat ini dijadikan tempat prostitusi. Dari laporan warga ke desa, desa sudah melaporkan ke saya. Setelah saya cek ternyata benar masih beroperasi. Kita sudah lakukan sesuai prosedur, dan kita putuskan bongkar sekarang," kata Alit Wiradana.

Buldoser yang digunakan begitu cepat memberangus bangunan-bangunan semi permanen itu.

Sekali hantam, lima kamar langsung ambruk beserta seng, dan material bangunan lainnya.

Sejumlah PSK yang berkeliaran menyaksikan pembongkaran itu tampak pasrah.

Sebelum dibongkar, mereka sempat bersembunyi di tempat kos sekitar lokasi.

Tim gabungan membongkar dua blok bangunan yang berisi 17 kamar kencan itu.

Sebetulnya ada lima kamar lagi di blok barat, namun lantaran pemilik lokalisasi syok berat, Satpol PP memberikan tenggang waktu satu minggu untuk dibongkar sendiri.

Seorang PSK yang sempat ditanya mengaku, sebelum dilakukan pembongkaran tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu ke mereka. Padahal, Satpol PP Denpasar sudah menyurati kepala desa, dan kepala dusun untuk diberitahukan ke pihak pengelola lokalisasi tersebut.

"Harusnya diberitahu dulu. Belum ada surat sudah main bongkar. Kita hanya kerja di sini saja," keluh seorang PSK yang mengaku berasal dari Jakarta itu.

Dalam pembongkaran ini, hadir pula petugas TNI, Polri, Kepala Desa Kesiman Kertalangu, Camat Denpasar Timur, perwakilan Dinas Tata Ruang dan Perumahan, perwakilan Kejaksaan Negeri Denpasar, pihak pecalang, dan pihak-pihak terkait lainnya.

Mereka ikut membantu dan menyaksikan pembongkaran tersebut.

Bandel Meski Sudah Dua Kali Disegel, Pemakai Jasa Prostitusi Mulai Anak SMP

DENPASAR - Pengelola prostitusi yang beroperasi di bawah jembatan Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar, Bali ini termasuk bandel.

Dua kali disegel oleh Satpol PP Denpasar, lokalisasi terselubung ini masih saja tetap beroperasi.

Keberadaan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Ketertiban Umum yang sudah berlaku juga tidak mempan untuk membuat pemilik usaha prostitusi ini menutup bisnisnya.

Dalam Perda tersebut, diatur baik penyedia, pengguna, dan orang yang menawarkan jasa prostitusi akan dikenakan sanksi pidana dan denda maksimal Rp 50 juta.

Artinya, tidak saja penyedia atau pengusaha yang menyediakan layanan prostitusi --baik dalam bentuk lokalisasi, panti pijat plus-plus, dan sebagainya-- yang akan gencar dibina sampai dikenakan sanksi hukum oleh pemerintah dan pihak kepolisian.

Pun kini masyarakat yang menggunakan layanan tersebut sebetulnya dikenakan sanksi yang sama.

Namun, aturan ini tak cukup membuat bisnis prostitusi di Denpasar berhenti beroperasi.

Sebelumnya, tim gabungan yang dikordinir Satpol PP Kota Denpasar juga sempat membongkar lokalisasi terselubung di Jalan Himalaya Utara, Lingkungan Kerta Jati, Pemecutan Kaja, Denpasar Utara.

Yang miris, banyak anak-anak seumuran SMA bahkan SMP sudah menjadi pelanggan lokalisasi ini.

Setelah dibongkar, ternyata pengelola lokalisasi ini membandel.

Lokalisasi di daerah semak-semak ini kembali beroperasi.

Akibatnya, tim gabungan kembali mendatangi lokasi untuk membongkar bedeng-bedeng kumuh lokalisasi pada Selasa (1/10/2016).

Karena dianggap membandel, tim gabungan memutuskan membakar seluruh bahan-bahan yang digunakan mendirikan bedeng-bedeng tersebut.

Upaya pembongkaran tempat-tempat lokalisasi yang menjadi penyakit masyarakat, apalagi dampaknya sudah sangat memprihatinkan hingga menyebabkan warga terkena HIV/AIDS serta menjadikan anak-anak sebagai pelanggannya, memang sudah sepantasnya dilakukan Pemkot Denpasar.

Tentunya masih banyak lokalisasi-lokalisasi terselubung di Denpasar yang harus ditertibkan.

"Kalau ada laporan serupa di tempat lain kita juga akan lakukan. Makanya di sini peran dari masyarakat sangat diperlukan, mari sama-sama melakukan penertiban," kata Alit Wiradana, selaku pihak penanggungjawab pembongkaran lokalisasi di Denpasar.

Mengejutkan, Ada Jimat Penglaris di Tempat Esek-esek By Pass Ngurah Rai, ‘Sekali Kena Bisa Buduh’

DENPASAR - Saat mengosongkan isi kamar-kamar yang dijadikan praktek prostitusi di bawah jembatan Jalan By Pass Ngurah Rai, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Bali itu, sejumlah petugas menemukan sebuah dompet yang diduga milik pekerja seks komersial (PSK).

Dompet berbau amis berwarna hitam itu didapatkan di bawah kasur.

Begitu dibuka, terlihat sebuah benda yang disebut-sebut jimat penglaris.

"Ini nih senjata mereka. Ini namanya penglaris. Ini yang buat lelaki ketagihan ke sini. Sekali kena bisa buduh (gila, red)," ucap seorang petugas lapangan dari DKP Kota Denpasar, yang turut membantu membongkar lokalisasi itu.

Di satu sisi, sejumlah warga yang menyaksikan pembongkaran itu dengan agak malu-malu berujar bahwa dirinya memang sempat ketagihan datang ke tempat satu ini. Baca: Misteri Khasiat Jimat Pengalaris Yang Digunakan PSK di Lokalisasi, Katanya Bisa Bikin Tamu ‘Betah’

Selain menemukan jimat penglaris, saat pembongkaran juga terlihat bungkus alat kontrasepsi berserakan di sekitar lokasi tersebut.

Menurut seorang penghuninya, lokalisasi ini dikelola oleh perempuan yang bernama Emi.

Kemarin, Emi tidak datang pada waktu pembongkaran.

Namun, anak Emi yang sempat menyaksikan pembongakaran itu tampak meneteskan air matanya.

Ia seakan tidak terima bisnis keluarganya diobrak-abrik oleh petugas.

Saat diwaancara, perempuan berusia sekitar 30-an tahun ini mengakui bisnis itu adalah prostitusi.

"Iya. Yang datang campuran, ada anak muda, ada orang tua. Ah, jangan nanya-nanya lagi!" ujar perempuan yang mengaku bernama Meyling .

Kawasan ini rupanya sudah menjadi lokalisasi sejak lebih dari enam tahun silam.

Awalnya, pemilik tanah pesimistis lahan seluas 15 are miliknya laku disewakan mengingat lokasinya yang kurang strategis.

Karena itu, ia hanya mengontrakkannya Rp 500 ribu per are untuk setahun.

"Murah saya sewakan ini. Dulu pada tahun 2010 cuma Rp 500 ribu. Karena kan tahu sendiri kawasan ini bagaimana," kata Wayan Reja, pria yang mengaku sebagai pemilik tanah di lahan seluas total 15 are itu.

Setelah bisnis prostitusi ini ramai dikunjungi, pihak pengontrak akhirnya memperpanjang masa kontraknya.

Bahkan mereka sanggup menyewa dengan harga 400 persen lebih mahal atau Rp 3,5 juta per are selama satu tahun.

"Ceritanya dulu ini katanya akan dijadikan kos-kosan. Tapi ternyata tempat beginian, tapi saya serahkan tanggungjawab itu ke mereka," tandas Reja.

Dari 15 are lahan miliknya, yang disewakan hanya empat are.

"Tapi kawasan lainnya juga dipakai sama mereka," imbuh Reja.









sumber : tribun
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen