Headlines News :
Home » , » Terancam Tidak Memiliki Keturunan Lagi, Keluarga Pasien Datangi Direksi RSUD

Terancam Tidak Memiliki Keturunan Lagi, Keluarga Pasien Datangi Direksi RSUD

“Kenapa pihak rumah sakit tidak ada tanggung jawab. Karena kejadian ini berarti kan sang ibu tidak bisa hamil lagi.” Atas masalah ini pihak keluarga mendatangi rumah sakit untuk meminta pertanggungjawaban. Walaupun demikian, pihak keluarga tidak akan meneruskan masalah ini ke jalur hukum. Pihak keluarga hanya ingin kejadian ini tidak menimpa warga lainnya. “Intinya kami tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Cukup ini yang terakhir,” kata Alit Suarsawan yang kemarin didampingi suami Komang Ayu bernama Made Parwata. Ketut Subadi, ayah Komang Ayu, pun kemarin turut datang ke RSUD Badung di Jalan Raya Kapal, Mengwi. Gbr Ist
MANGUPURA - Keluarga Ni Komang Ayu Masterini, 28, pasien asal Banjar Sangiang, Desa Kekeran, Mengwi, yang melahirkan di RSUD Badung pada 29 Agustus lalu, mempertanyakan prosedur persalinan yang dijalani.

Sebab, akibat persalinan Caesar yang dilakukan tim dokter menyebabkan pasien tiba-tiba mengalami pendarahan sehingga terpaksa dirujuk ke RS Sanglah, Denpasar. Setelah dirujuk, rahim pasien kemudian diangkat. Pasien yang baru melahirkan anak pertama ini pun terancam tidak akan memiliki keturunan lagi. “Kami ke sini (RSUD Badung) ingin menanyakan bagaimana proses persalinan yang dilakukan. Kenapa tiba-tiba pendaharan dan kemudian harus dirujuk ke (RS) Sanglah, ada apa, apa penyebabnya,” ujar Alit Suarsawan, salah seorang keluarga Komang Ayu, Jumat (20/9). Sebelum dibawa ke RSUD Badung, kata Alit, Komang Ayu dirawat di Puskemas I Mengwi.

Namun, karena membutuhkan pertolongan lanjutan dirujuklah dia ke RSUD Badung. Komang Ayu masuk ke RSUD Badung pada 28 Agustus 2013. Namun, karena belum ada tanda-tanda melahirkan, persalinan kemudian dilakukan keesokan harinya. Tim dokter kemudian memutuskan untuk melakukan operasi Caesar. “Nah, setelah persalinan kenapa kemudian dirujuk ke Sanglah setelah terjadi pendaharan. Menurut penjelasan rumah sakit sudah sesuai protap, lalu kenapa sampai terjadi pendarahan,” imbuh Alit Suarsawan. Dia menduga telah terjadi salah prosedur selama proses operasi.

Sehingga, pihak rumah sakit merujuk Komang Ayu ke RS Sanglah. “Kenapa pihak rumah sakit tidak ada tanggung jawab. Karena kejadian ini berarti kan sang ibu tidak bisa hamil lagi.” Atas masalah ini pihak keluarga mendatangi rumah sakit untuk meminta pertanggungjawaban. Walaupun demikian, pihak keluarga tidak akan meneruskan masalah ini ke jalur hukum. Pihak keluarga hanya ingin kejadian ini tidak menimpa warga lainnya. “Intinya kami tidak ingin kejadian ini terulang lagi. Cukup ini yang terakhir,” kata Alit Suarsawan yang kemarin didampingi suami Komang Ayu bernama Made Parwata. Ketut Subadi, ayah Komang Ayu, pun kemarin turut datang ke RSUD Badung di Jalan Raya Kapal, Mengwi.

Dikonfirmasi terpisah, Direktur RSUD Badung dr Agus Bintang Suryadhi didampingi Kabid Pelayanan Medik dr Made Nuraidja, mengklaim bahwa persalinan sudah sesuai prosedur. Bahkan, setelah melahirkan, Komang Ayu sempat dirawat di ruang pemulihan. “Petugas kami sudah mengambil langkah-langkah sesuai prosedur. Anak dan ibu juga sudah selamat,” ungkap dr Bintang. Soal dirujuknya pasien ke RS Sanglah, Nuraidja menambahkan, juga sudah sesuai protap. Setelah persalinan Caesar beberapa saat kemudian, Komang Ayu yang telah dirawat di ruang pemulian mendadak mengalami perdarahan pascaoperasi. Diduga terjadi atonia uteri atau rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik pascamelahirkan. Sehingga, pihak rumah sakit kemudian memutuskan untuk merujuk ke RS Sanglah sekitar pukul 14.00 Wita.

Nuraidja pun membantah kalau Komang Ayu dalam kondisi tidak sadarkan diri. “Ketika dirujuk dari sini (RSUD Badung), pasien masih dalam keadaan sadar dan masih bisa kontak kok dengan perawat yang mendampingi. Di sana (RS Sanglah) pun perawat terus mendapingi sampai serah terima pasien,” ujarnya. Kenapa memutuskan untuk dirujuk? Dia mengatakan sepanjang tidak bisa ditangani di RSUD Badung, sesuai ketentuan maka harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi. Hanya saja pihaknya tidak tahu kenapa sampai dilakukan operasi pengangkatan rahim. “Kalau soal pengangkatan rahim kami tidak tahu, yang jelas proses di sini sudah sesuai prosedur,” kata Nuraidja. “Malah salah kalau kami membiarkan pasien tetap dirawat di sini, sedang peralatan di sini tidak lengkap,” tandasnya.


sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen