Ketut Sudikerta (kanan) mengawal Ical (tengah) dan Nurdin Halid saat Munas Golkar di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu. |
DENPASAR - Pernyataan mengejutkan keluar dari Ketua Golkar Bali kubu Aburizal Bakrie (Ical), Ketut Sudikerta menyusul terbitnya rekomendasi dukungan DPP Golkar kubu Ical untuk pasangan Cabup-Cawabup yang diusung PDIP di Pilkada Badung, Nyoman Giri Prasta-Ketut Suiasa (Giri-Asa).
Sudikerta yang juga Wagub Bali itu menyebut rekomendasi yang dikeluarkan bosnya di DPP Golkar sudah tak punya arti apapun dalam Pilkada Badung. Pasalnya, proses pendaftaran Cabup-Cawabup ke KPUD sudah selesai, dimana Golkar Bali kubu Ical mendukung pasangan Made Sudiana-Nyoman Sutrisno yang diusung Demokrat dan Gerindra.
Sementara Golkar Bali kubu Agung Laksono yang diketuai Gde Sumarjaya Linggih alias Demer mendukung Giri-Asa yang diusung PDIP dan NasDem.
Menurut Sudikerta, SK rekomendasi yang ditandatangani Ical dan Sekjen Idrus Marham untuk Giri-Asa tidak memiliki nilai apa-apa. Karena pasangan calon sudah mendaftar dan Golkar tidak ikut sebagai poengusung, hanya partai pendukung.
Sudikerta mengaku sudah mengontak Ical dan menjelaskan situasi yang terjadi di Badung. Sudikerta mengklaim, Ical bisa memahami situasi di Badung dan menyatakan SK tersebut tidak memiliki nilai apa-apa dan diabaikan.
“Saya sudah komunikasi dengan ketua (Ical) dan menjelaskan situasi yang ada di Badung. Beliau bisa memahami sehingga surat itu dianggap tidak punya arti apa-apa dan dinolkan kembali,” kata Sudikerta saat dihubungi di Denpasar, Kamis (30/07/2015).
Karena itu, Sudikerta meminta kader di akar rumput tidak risau dan tetap menjaga kondusifitas dalam menghadapi Pilkada. Sudikerta membebaskan kader Golkar untuk mengarahkan pilihan sesuai hati nurani masing-masing, termasuk untuk menjadi tim sukses pasangan Sudiana-Sutrisno.
Meski begitu, Sudikerta tetap mempromosikan Sudiana, kader Golkar yang kini naik kelas menjadi calon bupati (Cabup). Sementara Suiasa, kader Golkar yang "hanya" menjadi calon wakil bupati (Cawabup).
“Karena sudah deadlock maka kami silakan kader mau pilih siapa. Tapi apakah mau pilih calon wakil atau calon bupati? Dulu kan sudah jadi wakil, apa sekarang mau pilih wakil lagi?” kata Sudikerta.
Seperti diketahui, dalam dua kali Pilkada langsung di Badung, Golkar selalu mendapatkan posisi wakil bupati. Pada Pilkada langsung yang pertama, tahun 2005, Golkar dan Demokrat mengusung pasangan AA Gde Agung-Ketut Sudikerta.
Gde Agung-Sudikerta menang melawan pasangan dari PDIP: Made Sumer-I Gusti Ngurah Oka. Sudikerta yang saat itu menjabat ketua Golkar Badung akhirnya menjadi wakil bupati. Pada Pilkada langsung yang kedua, tahun 2010, Gde Agung-Sudikerta kembali dicalonkan oleh Demokrat dan Golkar.
Mereka menang lagi melawan calon dari PDIP, Wayan Wita-Wayan Disel Astawa. Sudikerta kembali menjadi wakil bupati yang kemudian naik kelas menjadi wakil gubernur ketika Pilgub 2013 maju menjadi Cawagubnya Made Mangku Pastika. Jabatan wakil bupati Badung ditinggalkan kemudian diisi Made Sudiana melalui proses PAW (Pergantian Antar Waktu).
Dalam Pilkada 2015 ini, Sudiana maju diusung menjadi Cabup oleh Demokrat dan Gerindra.
sumber : tribun