Jumat, 09 September 2011 08:09
DENPASAR - Krisis air bersih kini menjadi ancaman serius bagi Bali. Diprediksikan pada 2015 Bali akan mengalami kekurangan pasokan air bersih hingga 1.500 liter per detik.
Guna mengantisipasi krisis itu tidak menjadi kenyataan, Pemprov Bali dan pemkab/pemkot se-Bali didesak secepatnya membangun infrastruktur untuk memanfaatkan air sungai yang terbuang sia-sia ke laut. Dengan kata lain, Bali tidak boleh lagi sepenuhnya menggantungkan pasokan air bersih dari pengeboran air bawah tanah karena sangat potensial merusak lingkungan.
Hal ini disampaikan anggota DPRD Bali IB Gede Udiyana dan Ketut Kariyasa Adnyana di Denpasar, Kamis (8/9).
Menurut kedua wakil rakyat itu, krisis air bersih itu terjadi akibat pesatnya peningkatan pertumbuhan perumahan dan jumlah kamar hotel hampir di seluruh wilayah Bali. Kondisi itu jelas akan menimbulkan konsekuensi melonjaknya kebutuhan air bersih.
Ironisnya lagi, tidak sedikit dari mereka memanfaatkan air bawah tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersih
itu sehingga turut andil mempercepat kerusakan lingkungan Bali.
itu sehingga turut andil mempercepat kerusakan lingkungan Bali.
"Untuk ke depan, pemanfaatan air bawah tanah itu wajib dibatasi bahkan bila perlu dihentikan. Sebagai gantinya, pemerintah daerah di Bali sudah harus memusatkan perhatian untuk memanfaatkan air permukaan seperti air sungai yang selama ini terbuang sia-sia ke laut.
sumber : MICOM