Minggu, 04 Maret 2012 14:59
DENPASAR - Petani Bali masih menjual gabah dalam bentuk gabah kering panen (GKP) kualitas rendah, yakni di luar kualitas dengan kadar air di atas 25 persen.
"Hasil pemantauan di delapan kabupaten dan satu kota selama bulan Februari 2012 menunjukkan 34,55 persen petani menjual GKP dengan kualitas rendah," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa di Denpasar, Minggu (4/3).
Padahal pada Januari 2012 tidak ditemukan petani menjual gabah dalam bentuk GKP kualitas rendah. Petani menjual GKP kualitas rendah, yakni baru selesai dipanen erat kaitannya dengan iklim, yakni Bali masih sering diguyur hujan, sehingga tidak ada kesempatan bagi petani untuk menjemur gabah sebelum dijual.
Gede Suarsa menjelaskan, petani sebenarnya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menghasilkan beras yang bermutu dengan melakukan penjemuran, namun karena iklim kurang mendukung terpaksa sebagian
petani masih menjual gabah kualitas rendah.
petani masih menjual gabah kualitas rendah.
Sebagian besar petani lainnya selesai panen kembali menjemur gabahnya dan setelah kering baru dijual, sehingga harganya jauh lebih baik, dibanding selesai panen langsung menjualnya.
Gede Suarsa menambahkan, semakin membaiknya kualitas gabah berdampak positif terhadap peningkatan rata-rata harga gabah kualitas gabah kering panen.
Pada Februari 2012 di tingkat petani terjadi penurunan rata-rata harga kualitas GKP dibanding bulan Januari 2012 yakni sebesar 3,43 persen dan di tingkat penggilingan 1,90 persen.
Meskipun demikian rata-rata gabah kualitas GKP pada Februari 2012 berada di atas harga patokan pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp3.884,14 per kilogram di tingkat petani dan Rp3.979,83 per kilogram di tingkat penggilingan.
sumber : MICOM