Senin, 8 April 2013, 08:09
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Denpasar, I Gede Astika, mengatakan secara umum pemakaian kendaraan oleh masyarakat menunjukkan peningkatan jumlah penumpang. Meski tidak menyebut angka pastinya namun hal itu dapat dilihat dari pengamatan dan data di lapangan. Sayangnya, kalangan pelajar yang juga menjadi target penumpang belum tertarik memanfaatkan jasa angkutan ini. “Dari pengamatan kami langsung memang kurang, untuk itulah kami memerlukan sosialisasi lebih intensif. Kami juga akan melakukan evaluasi,” katanya Minggu (7/4). Sejatinya pihaknya berharap kalangan pelajar bisa menggunakan angkutan ini. Terlebih hingga saat ini penggunaannya juga masih tetap digratiskan. Terkait dengan program gratis ini belum dipastikan batas akhirnya, lantaran belum ada keterangan resmi kapan
program tersebut diakhiri.
program tersebut diakhiri.
"Rencananya dulu setelah HUT Denpasar, layanan gratis untuk ini dituntaskan. Tapi dari fakta di lapangan, belum ada perintah dari pimpinan (walikota) kami,” ulasnya. Untuk itulah pihaknya masih mengoperasikan feeder-feeder ini dengan gratis kepada para penumpang. Upaya yang dilakukan agar program tersebut tidak gagal, maka kedepannya pihaknya sudah merancang bakal mensosialisasikan hal itu kepada pihak sekolah. Caranya, akan ada sosialisasi mengenai kendaraan ini kepada para pelajar saat Masa Orientasi Siswa (MOS) tahun ajaran baru ini. “Kami akan sosialisasikan, kami juga akan berkoordinasi dengan kepala sekolah masing-masing,” paparnya.
Data di Dinas Perhubungan Denpasar, jumlah partisipasi pelajar memanfaatkan angkot Sarbagita ini masih di angka 15-20 persen, jumlah ini dianggap masih minim lantaran dinas mematok target tinggi lebih dari jumlah tersebut. Setidaknya dalam kurun empat bulan, tercatat sebanyak 125.126 orang penumpang yang menggunakan angkutan ini. Penumpang masih didominasi oleh kalangan umum khususnya pedagang dan pekerja. Sebelumnya, guna meminimalisir kemacetan dan menghidupkan angkutan umum kota di Denpasar, kalangan Dewan Denpasar mengusulkan agar dinas merangkul kalangan pelajar.
Langkah yang ditempuh dengan mendatangi sekolah-sekolah maupun menjalin kerjasama dengan sekolah-sekolah yang dilalui kendaraan ini. Penggunaan kendaraan pribadi oleh pelajar cukup banyak menyumbang kemacetan khususnya saat jam-jam masuk dan pulang sekolah. Pengunaan kendaraan pribadi oleh pelajar juga dianggap rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas, terlebih masih banyak para pelajar yang di bawah umur, sehingga belum memiliki kecakapan dalam mengemudikan kendaraan. Masalah lain juga terkait dengan kepemilikan SIM oleh masing-masing pelajar.
sumber : NusaBali