Wisatawan di pantai Yehgangga yang berada di Desa Sudimara, Tabanan, Senin (22/6/2015) |
DENPASAR - Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa bebas visa memberikan dampak signifikan bagi Indonesia yakni telah mendongkrak pertumbuhan pariwisata sebesar 16 persen.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara (P3M) Kementerian Pariwisata I Gde Pitana di Denpasar, Bali, Sabtu (3/10/2015), menjelaskan bahwa persentase pertumbuhan itu ditunjukkan oleh 30 negara dari 45 negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa.
"Jadi ini pertumbuhan yang cukup signifikan," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa pada periode Januari hingga Juli 2015, pertumbuhan pariwisata hanya sekitar 2,9 persen, namun sejak Agustus, pertumbuhan pariwisata yang ditunjukkan oleh kedatangan wisatawan dari 30 negara penerima bebas visa tumbuh positif.
Satu diantara 30 negara penerima bebas visa yang pertumbuhannya cukup signifikan adalah Tiongkok dengan pertumbuhan pada Agustus 2015 ini mencapai 24 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan pemerintah untuk mengukur pertumbuhan pariwisata itu di dua kawasan Indoensia yakni Bali dan Batam.
Pitana lebih lanjut menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan hingga akhir tahun 2015, sebanyak 45 negara mendapatkan fasilitas bebas visa sehingga total menjadi 90 negara.
Meski demikian, jumlah tersebut masih di bawah dari Singapura yang hampir memberikan bebas visa kepada seluruh dunia dan Malaysia yang memberikan bebas visa kepada 156 negara.
Selain itu promosi ke sejumlah negara juga intensif dilakukan baik untuk pasar yang menyasar negara yang selama ini telah berkontribusi baik (producing market), konventional dan negara potensial.
Negara-negara yang dianggap "producing market" di antaranya Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, Tiongkok dan Korea Selatan.
Konventional di antaranya Amerika Serikat, Jerman dan Perancis serta pasar potensial di antaranya India, Afrika Selatan, Rusia serta negara-negara kawasan Timur Tengah.
sumber : tribun