Headlines News :
Home » » Air Laut berubah Coklat, Pantai Kuta Penuh Tumpukan Sampah

Air Laut berubah Coklat, Pantai Kuta Penuh Tumpukan Sampah

MANGUPURA, Selasa 1 Maret 2011

Setelah terjadi abrasi di sejumlah titik di Pantai Kuta, giliran air keruh melanda kawasan pantai internasional ini. Bahkan sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) cemas karena khawatir perubahan warna air laut menjadi keruh disebabkan pencemaran yang masif di sekitar areal pantai.

Diketahui air laut keruh dengan warna air yang berbeda yaitu coklat. Setidaknya ada empat titik lokasi yang mengalami pencemaran. Adalah di depan Gapura Pantai Legian, depan Osho Legian, depan Hard Rock Hotel, dan depan Kantor Satuan Petugas (Satgas) Pantai Kuta.

Dari pantauan NusaBali di lapangan, Senin sore (28/2), air laut di bibir pantai memang sudah berwarna coklat. Bukan hanya warna air laut, namun di bibir pantai juga berserakan sampah. Selain itu, juga tumpukan sampah berbagai jenis seperti kayu-kayu hingga balok masih bertumpuk belum diangkut oleh petugas kebersihan. Wisatawan terutama wisman pun tidak terlihat banyak yang mandi atau bermain surfing seperti pada hari-hari sebelumnya. Yang terlihat beberapa wisatawan domestic yang memaksakan diri mandi meskipun bercampur dengan sampah. “Berbeda dengan warna air pada waktu hujan, warnanya seperti tercampur Lumpur. Saya baru mengetahui tadi pagi (Senin). Warnanya memang berbeda, seperti warna air laut yang tercemar,” kata Ketua Satgas Pantai Kuta I Gusti Ngurah Tresna, kemarin.

Dijelaskannya, perubahan warna air laut ini sangat signifikan. Sehari sebelumnya, warna air laut masih jernih, namun berubah berwarna coklat. Menurutnya, warna berbeda dengan warna saat kondisi debit air laut melonjak pada saat cuaca sedang hujan. Ditambahkannya, sekarang ini banyak wisman yang mengeluhkan kondisi berubahnya air laut ini. Pihaknya khawatir, wisman menjadi enggan berenang dengan kondisi air laut seperti ini. Pihak langsung melaporkan kondisi ini kepada Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlaut) Badung.

“Memang sekarang belum memengaruhi tingkat kunjungan, dan memang masih ada yang berenang, namun mereka merasa tidak nyaman dan sudah mengeluhkan masalah ini. Dan kami langsung memberikan pemahaman kepada wisatawan, agar mereka merasa senyaman mungkin,” urai Tresna.

Sementara itu, secara terpisah Kepala Disnakanlaut Badung, I Made Badra mengakui adanya perubahan warna air laut di sejumlah titik di kawasan Pantai Kuta. Menurutnya, kondisi ini sudah terjadi sejak dua pekan terakhir ini atau sejak Minggu (27/2) lalu. Dikatakannya, memang hari ini bertambah buruk. Pihaknya mengaku sudah mengambil sampel air laut dan dilakukan pengecekan ke laboratorium.

Namun mengenai hasilnya, hingga kemarin belum berani memastikan berubahnya warna air laut ini mengandung zat berbahaya atau tidak. Ia juga meminta kepada Satgas Pantai memberlakukan larangan berenang bagi wisatawan yang akan berenang di sejumlah titik tersebut. Hal ini sebagai antisipasi terjadinya keluhan iritasi kulit terhadap wisatawan. Lebih lanjut Badra mengatakan sekarang pihaknya masih menunggu hasil dari uji laboratorium yang direncanakan kelar dalam waktu dua hari nanti. Dari dugaan sementara, katanya pencemaran tersebut murni dampak dari kondisi cuaca.

“Kalau dari pencemaran lingkungan seperti limbah tidak ada. Dugaan sementara dari perubahan cuaca belakangan ini. Pengaruh angin musim barat, atau red tide, masih dugaan awal. Yang jelas apakah mengandung zat berbahaya atau tidak belum bisa kita pastikan, tunggu hasil lab dulu. Kemudian baru kita mengambil solusi menangani permasalahan ini,” jelas Badra.7zut

sumber : NusaBali
Share this article :

Pengunjung Blog Ini:


Recent Post

Popular Posts

The Others News

 
Support : Dre@ming Post | Dre@aming Group | I Wayan Arjawa, ST
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Badung - All Rights Reserved
Template Design by Dre@ming Post Published by Hot News Seventeen