DENPASAR - Tiga kabupaten di Bali, Denpasar, Badung, dan Tabanan, saat ini sudah dinyatakan positif flu burung. Gubernur Bali Made Mangku Pastika telah mengeluarkan edaran resmi kepada seluruh bupati dan wali kota seluruh Bali termasuk ke seluruh instansi terkait untuk segera mengambil langkah-langkah agar penyebaran virus flu burung tersebut bisa dilokalisasi.
"Saya sudah mengeluarkan surat edaran resmi kepada seluruh kepala daerah di kabupaten dan kota untuk segera melakukan langkah-langkah mengantisipasi tersebarnya virus flu burung sehingga penyebaran tersebut bisa dilokalisasi dan diminimalisasi," ujar Pastika usai melantik Sekda Bali di Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali, Kamis (24/3).
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantara mengatakan, setelah dilakukan tes untuk mengetahui adanya virus flu burung, hasil di tiga kabupaten, Kota Denpasar, Badung, dan Tabanan, ternyata positif.
"Hal tersebut diketahui berdasarkan rapid test secara cepat oleh petugas saat puluhan unggas mati emas secara mendadak. Hasilnya ternyata positif. Kemudian dilakukan tes sekali lagi di laboratorium. Hasilnya sama, yakni positif di tiga wilayah tersebut," ujarnya.
Karen itu, Dinas Peternakan Provinsi saat ini sudah berkoordinasi dengan seluruh dinas terkait, seperti Dinas Peternakan Kabupaten, Rumah Potong Hewan, Kepala Pasar di seluruh Bali, dan Balai Karantina Hewan untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan di 6 kabupaten lainnya yang belum terdeteksi.
Sedangkan, di tiga wilayah yang sudah terdeteksi, Dinas Peternakan sudah melakukan vaksinasi unggas. Bila ditemukan unggas yang mati mendadak, petugas setempat akan segera mengevakuasi untuk dibakar di tempat yang aman sesuai standar yang ada.
Menurut Sumantara, awalnya virus tersebut ditemukan akhir Februari 2011 di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Saat itu ditemukan puluhan ayam mati mendadak. Kemudian, awal Maret ditemukan di Desa Peguyangan, Kota Denpasar, dengan fakta yang sama.
Kemudian, kasus tersebut menyebar ke Kecamatan Penebel dan Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Ratusan ayam milik warga dan para pengusaha ternak ayam mati mendadak. Lalu dilakukan tes, yang ternyata hasilnya positif flu burung.
Saat ini petugas sudah melakukan vaksin di radius 5 sampai 10 kilometer dari lokasi kejadian. Sedangkan, bila ada gejala-gejala flu burung pada unggas, petugas bersama pemilik unggas langsung mengeksekusinya.
Wilayah Bali sejak 2003 sudah tertular virus flu burung dan hingga kini belum dinyatakan negatif. Berbagai upaya telah dilakukan sehingga pada 2006 flu burung mereda di Bali.
Namun virus tersebut mulai mengganas awal 2011. "Ini seiring dengan perubahan cuaca yang tidak menentu sehingga virus tersebut mulai bangkit lagi," ujarnya. Namun, Dinas Kesehatan Bali memastikan jika virus tersebut belum menyerang manusia. Saat ini seluruh perdagangan unggas antarpulau tertutup bagi Bali.
Hal ini sudah sesuai dengan Pergub Bali No 44 Tahun 2005 yang hingga kini belum dicabut dan bahkan tidak akan dicabut sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Sedangkan, mobilisasi unggas antarkabupaten di Bali akan dilakukan pengawasan ketat dan dalam kondisi steril.
"Saya sudah mengeluarkan surat edaran resmi kepada seluruh kepala daerah di kabupaten dan kota untuk segera melakukan langkah-langkah mengantisipasi tersebarnya virus flu burung sehingga penyebaran tersebut bisa dilokalisasi dan diminimalisasi," ujar Pastika usai melantik Sekda Bali di Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali, Kamis (24/3).
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantara mengatakan, setelah dilakukan tes untuk mengetahui adanya virus flu burung, hasil di tiga kabupaten, Kota Denpasar, Badung, dan Tabanan, ternyata positif.
"Hal tersebut diketahui berdasarkan rapid test secara cepat oleh petugas saat puluhan unggas mati emas secara mendadak. Hasilnya ternyata positif. Kemudian dilakukan tes sekali lagi di laboratorium. Hasilnya sama, yakni positif di tiga wilayah tersebut," ujarnya.
Karen itu, Dinas Peternakan Provinsi saat ini sudah berkoordinasi dengan seluruh dinas terkait, seperti Dinas Peternakan Kabupaten, Rumah Potong Hewan, Kepala Pasar di seluruh Bali, dan Balai Karantina Hewan untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan di 6 kabupaten lainnya yang belum terdeteksi.
Sedangkan, di tiga wilayah yang sudah terdeteksi, Dinas Peternakan sudah melakukan vaksinasi unggas. Bila ditemukan unggas yang mati mendadak, petugas setempat akan segera mengevakuasi untuk dibakar di tempat yang aman sesuai standar yang ada.
Menurut Sumantara, awalnya virus tersebut ditemukan akhir Februari 2011 di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Saat itu ditemukan puluhan ayam mati mendadak. Kemudian, awal Maret ditemukan di Desa Peguyangan, Kota Denpasar, dengan fakta yang sama.
Kemudian, kasus tersebut menyebar ke Kecamatan Penebel dan Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Ratusan ayam milik warga dan para pengusaha ternak ayam mati mendadak. Lalu dilakukan tes, yang ternyata hasilnya positif flu burung.
Saat ini petugas sudah melakukan vaksin di radius 5 sampai 10 kilometer dari lokasi kejadian. Sedangkan, bila ada gejala-gejala flu burung pada unggas, petugas bersama pemilik unggas langsung mengeksekusinya.
Wilayah Bali sejak 2003 sudah tertular virus flu burung dan hingga kini belum dinyatakan negatif. Berbagai upaya telah dilakukan sehingga pada 2006 flu burung mereda di Bali.
Namun virus tersebut mulai mengganas awal 2011. "Ini seiring dengan perubahan cuaca yang tidak menentu sehingga virus tersebut mulai bangkit lagi," ujarnya. Namun, Dinas Kesehatan Bali memastikan jika virus tersebut belum menyerang manusia. Saat ini seluruh perdagangan unggas antarpulau tertutup bagi Bali.
Hal ini sudah sesuai dengan Pergub Bali No 44 Tahun 2005 yang hingga kini belum dicabut dan bahkan tidak akan dicabut sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Sedangkan, mobilisasi unggas antarkabupaten di Bali akan dilakukan pengawasan ketat dan dalam kondisi steril.
sumber : MICOM